Saturday, 19 April 2014

Gedung tertinggi di dunia dan kontradiksi Arab saudi


menara-tertinggi-dunia-arab-saudi
Beberapa tahun lagi Burj khalifah di Dubai, Uni Emirat Arab sudah tidak akan lagi menjadi gedung tertinggi di dunia. Rekor bangunan yang di resmikan dua tahun lalu itu akan segera pecah. Hebatnya yang akan memecahkan rekor itu adalah bangunan dari negara tetangga mereka, yaitu Arab Saudi. 

Hebat benar negaa kaya minyak ini, setelah beberapa tahun lalu rampung mengerjakan menara jam tertinggi di dunia bernama Menara Abraj Al Bait  atau Mecca Royal Hotel Clock Tower  dan pemugaran atau perluasan kompleks Masjidil haram, kini pemerintah arab Saudi yang bekerja sama dengan perusahaan konatruksi kenamaan, Bin laden group, akan segera merampungkan pembangunan menara tertinggi di dunia. 

Menara tertinggi di dunia itu rencananya akan di beri nama the Kingdom Tower. Calon kuat peruntuh hegemoni Uni emirat arab sebagai raja gedung tinggi, akan didirikan di kota maju nan eksotik bernama Jeddah. Menurut CNN, tinggi dari menara itu akan mencapai 1 kilometer ( Ck ck ck ). Dengan demikian, menara ini akan mengalahkan secara telak tinggi dari Burj Kalifa dengan selisih 173m.  Di bawah menara akan di bangun sebuah hotel berbintang, apartemen, kondominium mewah serta perkantoran. Menara ini akan menghabiskan area daratan sebanyak 5,4 juta kaki persegi. 

Kingdom Holding Co (KHC) perushaan investasi mapan yng dipimin oleh miliarder pangeran Alwaleed bin Talal, mengatakan telah menandatangani 4,2 milyar reyal ($1,2 milyar ) dengan Bin laden group demi menge-golkan ambisinya mengalahkan gedung tinggi di dunia yang lain.

“ Kami ingin menjadikan The Kingdom Tower sebagai mesin ekonomi dan simbol kebanggan ekonomi dan budaya kerajaan Saudi bagi masyarakat dunia “ kata Talal al maiman saat jumpa pers dalam menjelaskan rencana ini.

perbandingan-tinggi-burjkalifa-kingdom-tower
Perbandingan tinggi The Kingdom Tower
dengan gedung tertinggi saat ini














Tanda kiamat dan kontradiksi Arab Saudi.

menara-jam-tinggi-mekah
Mekkah terlihat kecil di tengah
Hutan beton
Dalam hati saya memuji kebijakan arab saudi yang kini mulai realistis bahwa mereka tidak akan selalu tergantung pada sumber minyak mentah sebagai fondasi kemajuan ekonomi mereka. Walau mungkin saja sediaan minyak mereka masihlah sangat melimpah di kandung bumi mekah, namun mereka sadar kelimpahan itu suatu saat akan habis.

Maka mereka meniru terobosan yang dilakukan oleh pemerintah uni emirat arab yang mulai menyasar bidang pariwisata sebagai sumber pendapatann negara. Berjuta dolar amerika mungkin akan segera diraub oleh Arab Saudi, jika saja rencana pembangunan itu akan segera terealisasi. Pelancong-turis di seluruh dunia tidak akan gamang menuju ke negeri mekkah ini. Tentu tidak sebagai jamaah umroh ataupun sebagai jamaah Haji. Namun mereka akan berbondong-bondong hanya untuk berbelanja, menginap di hotel mewah atau melihat sekitar kota Jeddah atau bahkan seluruh jazirah arab dari atas ketinggian 1 kilometer.

Sebuah strategi jitu sebagai salah satu negeri yang akan kehilangan sebagian besar kilang minyaknya. 

suasana-pantai-abudabi-dubai-arab
Suasana pantai di Uni Emirat arab
Dipenuhi turis asing
Hanya saja berbarengan dengan itu, negeri arab mungkin akan segera kehilangan jati dirinya sebagai negeri tempat lahir sebuah agama samawi agung bernama Islam. Masyarakat dunia juga mungkin akan segera lupa bahwa di sini telah dilahirkkan seorang manusia agung bernama nabi Muhammad yang membawa risalah kebenara agama Allah. Dan tempat suci mekkah itu, mungkin saja akan segera menjadi temat sumpek di tengah kota, yang segera akan dikelilingi menara-menara dan gedung bertingkat amat tinggi sehingga jamaahnya seperti sedang terpenjara di kepung gedung-gedung. 

Semoga itu tidak terjadi.

Namun saya kadang berimajinasi. Suatu saat di arab sana, turis dengan pakaian yang minim berseliweran di jalan-jalan kota menjadi pemandangan tidak asing lagi. Bahkan mungkin juga besok-besok para turis bebas melenggang di dekat atau di sekitar masjidil haram, berbaur dengan jutaan jamaah haji yang berpakaian super menutup aurot tanpa rikuh dan tanpa larangan. Kenapa seperti ini? Bukankah di dekat masjidil haram telah berdiri bangunan pencakar langit berkonsep modern bernama mecca royal hotel clock tower   yang kabarnya juga di lengkap dengan hotel, penginapan, apartemen, bar dan kasino yang diperuntukkan olah para pelancong? Hmm…

Saya bisa membayangkan, karena situasi semacam ini memang sudah terjadi di Uni emirat arab sana. Di mana jati diri negara teluk yang sangat islami, kini sedikit demi sedikit memudar karena kemajuan jaman dan serbuan warga negara asing dengan membawa budayanya turut serta.

Kontradiksi Arab Saudi lainnya adalah dana yang dikeluarkan oleh arab Saudi untuk membangun menara itu berjumlah super raksasa.  Tidak masalah, sih. Toh mereka-mereka sendiri yang punya uang. Tapi jika di tilik kondisi umat islam sekarang dimana banyak sekali negara negara islam yang sedang mengalami konflik peperangan dan masih banyak lagi negara-negara Islam di ambang kehancuran karena kemiskinan, langkah Arab Saudi tersebut terasa seperti kejanggalan yang nyata.

Sebagai saudara semuslim, dana sebanyak itu akan cukup kiranya untuk mengentaskan negara-negara islam di afrika sana dari kemiskinan. Dana sebanyak itu pasti akan bisa juga meringankan beban saudara-saudara arab sesama muslim yang sedang di landa konflik seperti di Afganistan, Irak, Suriah, Libia, Mesir dan tentu saja Palestina yang tertindas oleh rezim yang mendukung Islam di dunia kerdil. 

Bukankah mereka bangsa arab, adalah bangsa yang paling dekat dengan alquran hadits dan contoh luhur para sahabat. Bagaimana sesama saudara harus saling tolong menolong, bagaikan satu tubuh yang jika satu sakit yang lain akan merasakan hal yangsama? Bukankah di tanah Arab sana juga faham sebagai seorang tetangga yang baik seharunya mereka menolong tetangganya yang sedang mengalami kemalangan? Tak akan di katakana beriman jika mereka makan enak namun tetangganya harus terpaksa memakan kucing, anjing dan kadang harus berpuasa tanpa berbuka demi menghemat bahan makanan seperti warga Suriah, Palestina dan dan negara-negara Islam di Afrika tengah.

Demikian juga mereka pasti juga menjadi salah satu negara yang paling faham tentang hadits nabi yag menggambarkan cirri-ciri tanda-tanda kiamat seperti “ Para pengembala, bertelanjang kaki yang bodoh menjadi pemimpin dan berlomba-lomba membangun bangunan-bangunan tinggi.” Saya yakin mereka faham itu karena di tanah arab sana berkumpul ratusan ulama dan syaikh yang seharusnya sangat mampu menerjemahkan makna hadits shahih bukhori itu.

Dan memang suasana perlombaan itu sudah sangat kentara. Ini dimulai dari di bangunnya menara jam tertinggi di dunia. Dan akan di susul rencana pelebaran masjidil haram yang rencananya juga akan melibatkan gedung-gedung besar pencakar langit.(lihat suasana mekah di tahun 2020). Dan perlombaan membangun gedung tinggi itu dipertegas dengan rencana mega proyek gedung tertingi di dunia, The kingdom Tower, yang akan di mulai akhir april ini. 

Apakah perlombaan ini akan berakhir? Saya rasa belum. Mungkin saja mereka ingin membuktikan bahwa Arab Saudilah, negara pertama yang akan disambangi kiamat kelak. 

husnudzon saja….

bumimahapatih, 200414






0 komentar :

Post a Comment

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....