Fenomena kondom yang laris manis setiap hari valentine terus berulang di tahun ini. Di mana penjualan kondom saat tanggal 14 februari selalu melampaui 100 persen lebih banyak dari hari biasanya. Bahkan di beberapa tempat kenaikan penjualan kondom ini sampai 500 persen. Wuih...!
Seperti yang di tuturkan salah seorang petinggi supermaket di daerah Jakarta "Rata-rata penjualan kondom meningkat hingga dua kali lipat di hari ini (14 feb 2014)," Kebetulan supermarketnya berdekatan dengan area wisata yang sering digunakan para muda-mudi menghabiskan malam tahun baru.
"Penjulan rata-rata di sana naik dua kali lipat. Dimana pada hari biasa hanya menjual sekira enam pack, tapi hari ini menjual sekira 14-an," imbuhnya lagi.
Lain di Jakarta lain pula di Yogyakarta. Di kota pelajar ini penjualan kondom bahkan naik menjadi 300 persen dari hari biasnya. . "Peningkatan sudah terjadi mulai dari akhir pekan lalu sampai hari ini “ kata salah seorang penjaga apotek di salah satu apotek kenamaan di kota pelajar itu.
Menurut penuturannya penjualan sehari-hari berkisar 5-15 unit kondom. Tapi, sejak Sabtu pekan lalu hingga puncaknya Senin malam kemarin, permintaan melonjak hingga berkisar 50-100 unit kondom per hari ( di hitung-hitung lebih dari 500 % ya.... )
walau mereka rata-rata menggunakannya agar tidak terjadi kehamilan, tapi tetap saja mereka tidak pede dengan pendiriannya. Buktinya angak kenaikan penjualan kondom ini juga dibarengi dengan kenaikan alat test kehamilan atau test pack.
Saya ragu jika konsumen yang membeli kondom atau bahkan test pack ini adalah sepasang suami istri yang ingin mengikuti program KB pemerintah, mengingat waktu pembeliannya kenapa harus di hari valentin saja? Saya baru akan yakin jika yang membeli itu adalah para pecinta yang belum meresmikan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Sepasang anak yang belum bisa “mengusap ingus” mereka dari hidung. Apakah ini sesuatu yang memprihatinkan? Bukan! Tapi sungguh mengenaskan!
Valentine days. Banyak remaja tidak perawan. Ada apa ini?
Kata orang, tanggal 14 februari adalah hari kasih sayang. Hari dimana semua orang yang sedang di mabuk cita harus merayakan cinta mereka dengan menghabiskan malam berdua-dua saja. Hari yang pantas untuk melepas segala perasaan dengan pasangannya masing-masing selepas-lepasnya tanpa sedikitpun tedeng aling-aling. Kadang juga harus melepas kehormatan sebagai seorang perawan ataupun perjaka (kadang pria tak pernah mengakui pernah melepasnya). Kadang melepas nilai norma susila yang suka mereka dengar dari guru pendidikan moral di sekolah. Serta tak jarang mereka juga harus melepas aqidah ajaran agama luhur yang jauh-jauh hari ditanamkan oleh para ustadz yang pernah mereka dengar di pengajian.
Kata orang, hari valentine adalah hari dimana setiap pasangan harus saling memberi. Memberi cinta, memberi kebahagiaan, memberi cokelat, memberi bunga. Bahkan kadang harus memberi keperawanan mereka kepada laki-laki yang mungkin saja esok pagi sudah tidak menjadi pacarnya. Kadang di hari valentine mereka juga harus memberi harga diri mereka sebagai seorang yang suci ke pasangan yang mungkin saja segera melupakan peristiwa yan g terjadi di antara mereka pada malam itu. Kadang Tuhan juga akan memberi pada kandungan sang perempuan seorang janin yang wajib di pelihara walau boleh jadi saat ia lahir tidak akan mengenal siapa bapaknya (kan sudah pakai kondom? Kenapa bisa hamil? Kondom juga bisa bocor baur. Cek saja di sini).
Miris sekali melihat pemandangan ini berulang terus tiap tahun. Bahkan saat bangsa ini sedang di bombardir oleh beraneka jenis bencana, masih saja tak menyurutkan langkah mereka para pemuja cinta berfoya-foya menghabiskan perasaan cinta mereka tanpa tabir secuilpun. Saya jadi berfikir, bahwa bencana yang sedang terjadi di Indonesia ini bukanlah turun begitu saja. Kenyataan bahwa banyak sekali pembangkangan rakyat negeri ini ketika malam valentine, turut mengundang bencana itu datang dan rutin bertandang di negeri ini.
Akankah kita sadar? Kita buktikan tahun depan.
Yang bisa dilakukan sekarang adalah meproteksi diri kita dari ajaran-ajaran kesesatan tentang cinta yang sekarang banyak di anut muda-mudi di negeri ini. Kuatkan ikatan keluarga sehingga kita mampu memproteksi anak-anak remaja kita agar tidak kebabalasan dlam menyikapi valentin days. Dan saya yakin kita bisa melakukannya sehingga tahun depan tidak ada lagi ceritanya kenaikan jumlah penjualan kondom seperti yang terjadi tahun ini.
Bumimahapatih, 150214
0 komentar :
Post a Comment
Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam
Thank....