Thursday, 27 February 2014

Dengan membawa bekal makanan, anda bisa beli rumah lo....


beli-rumah-dengan-bekal-makanan
Banyak orang yang tahu apa itu membawa bekal atau bontot (Selanjutnya disebut mbontot:jawa), bahkan beberapa orang yang mungkin termasuk anda juga sampai sekarang melakukan ini. Benar? Kalau benar, berarti anda punya teman (senasib) baru. saya sendiri.
Membawa bekal makanan dari rumah menjadi sesuatu yang biasa. Karena secara tak sadar, kegiatan membawa bekal dari rumah ini sudah sering kita lakukan sejak dahulu. Saya yakin anda juga pernah kecil. Dan saat anda menginjak usia sekolah, ibu anda sering membawakan bekal untuk nanti di makan disekolah, bukan? Iya apa iya? 

Yah, itu adalah kegiatan, mbontot. Atau membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah,  kampus ataupun ke tempat kerja. Bagi sebagian besar, kegiatan ini mungkin dianggap biasa, kecil dan tak spesial sama sekali. Siapa sangka dengan melakukan ini kita bahkan bisa membuat anda bisa membeli rumah.

Kok bisa? Saya pun pernah meragukannya. Tapi saya ingin membuktikannya. Barangkali anda yang telah lama mbontot sudah berhasil membuktikannya. Walau mungkin anda tidak sadar. 

Pengeluaran terbesar manusia adalah makan

kebutuhan manusia akan papan atau tempat berteduh memang membutuhkan dana yang raksasa. Demikian juga dana untuk membeli kendaraan tak cukup dengan beberapa lembar rupiah saja. Namun siapa sangka pengeluaran kita terbesar adalah justru pada pengeluaran kebutuhan pangan.

Memang terasa mengada-ada. Bagaimana pengeluaran dana untuk produk makanan yang bisa di penuhi dengan beberapa ribu saja bisa mengalahkan membeli rumah atau mobil yang tentu butuh dana bahkan beratus juta? Ya, itu kalau di ukur sekali beli. jika makan berkali kali tetap saja nilainya akan berjuta juta. nilai itu akan mengalahkan nominal saat kita membeli properti ataupun kendaraan pribadi.

Toh. kalau kita tak membeli rumah, kita mungkin masih bisa indekos atau kontrak. Alternatif lain kita bisa tinggal sementara di rumah mertua ( lihat “agar tetap bahagia di rumah mertua” ). Kalau belum bisa beli mobil, bisa naik angkot dulu kan. Tapi kalau urusan makan, sekali perut merasa lapar, sekali itu harus dipenuhi. Ibaratnya kebutuhan makan adalah kebutuhan pokok dari segala yang pokok. 

Jadi jika anda ingin hemat? entah itu dengan tujuan apa saja. kurangilah kebutuhan anda makan. 

the power of mbontot 

Kita seringkali dihadapkan dengan situasi tertentu yang membuat kita jauh dari masakan istri atau ibu. saat kita kerja kantor dan saat jam makan siang berdentang, rasa lapar akan segera melanda perut. di situlah anda harus membeli makanan untuk menyumpal perut anda yang sudah gelondangan. Otomatis anda akan beli makan siang untuk itu. 
Nah, pedagang makanan biasanya akan memanfaatkan situasi serba terjepit ini. mereka akan melambungkan harga makanan enak atau tidak enaknya makan yang mereka masak. kondisi geografis yg membuat para karyawan mau tidak mau memilih makan di dekat kantor yang mungkin berharga mahal. 
Karena itulah para karyawan mesti mengelurkan dana lebih hanya untuk membeli seporsi makanan. Saat anda makan, pasti juga butuh minum? Lagi lagi para pedagang makanan itu memanfaat kan situasi runyam ini dengan menjual minuman sesuai falsafah Adam Smith. 

Kalau sudah begitu anda akan mengeluarkan ekstra uang untuk sekadar makan siang. Taruhlah seporsi makanan plus minum berharga lima belas  ribu. Itu juga masih hitungan kasar karena anda mungkin akan dimintai traktiran oleh teman sekerja sebagai penghargaan terhadap nilai pergaulan. Mungkin juga anda tergoda dengan jajanan warung yang begitu nampak menggiurkan. 

Jadi anda sehari akan mengeluarkan uang lima belas ribu untuk makan saja. 

bagaimana mbontot bisa membeli rumah?

Dengan mbontot berarti anda menghemat lima belas ribu sehari. Jika anda bekerja 26 hari di kurangi libur, berarti anda bisa menghemat sekitar 400rb-an. Sebulan anda bisa menghemat 5juta-an rupiah. Maka dalam lima belas tahun anda bisa mengumpulkan uang dari mbontot sebanyak 75 juta, uang yang setara dengan harga rumah paling sederhana seperti halnya rumah saya. Itu hanya hitungan minimal. Karena kadang kita dalam sehari bisa makan diluar dua sampai tiga kali. Kalau seperti itu berarti uang yang anda hemat bisa berkali kali lipat. Jadi waktu anda mengumpulkan uang akan lebih cepat.

Nah sekarang mbontot apakah tidak memerlukan biaya? Jelas lah. Masalahanya saat kita tidak mbontot, istri anda pasti memasak sama saat anda mbontot. saat anda mbontot, masakan akan pas habis, sedang kalau anda tidak mbontot masakan dirumah akan tersisa. Jadi asumsinya jika anda mbontot atau tidak, uang yang dikelurkan istri anda untuk memasak sama saja. lebih enak mbontot kan?

halangan saat kita mbontot 

sama dengan halangan saat kita ingin jadi pengusaha, gerakan penghematan pengeluaran lewat mbontot ini adalah soal mental.

Masalah bagi para pembontot adalah seputar malu, gengsi, takut dianggap pelit dan lain-lain. Cibiran atau guyonan berbau sindiran pasti sudah seringkali dialami oleh pembontot. Dan itu adalah ujian kesabaran tingkat wahid bagi mereka. Jika anda lulus maka anda akan sukses melewati halangan ini. Dan anda bisa mengalokasikan uang yang terkumpul dari penghematan ini untuk kebutuhan lain. Ingat penghematan bukan sesuatu hal yang hina dina. Perintah agama menganjurkan itu juga lo....Guru SD juga. Masih ingat dengan slogan “ irit pangkal kaya? “

Seharusnya kita tak boleh minder. seperti sudah saya bilang, bahwa kita pasti pernah kecil dan sering diberi bekal dalam kotakan oleh ibu kita. Saat itu tak ada secuilpun rasa malu dan sungkan, bukan? Yang ada malah rasa riang gembira memakan bontotan itu bersama teman yang juga sama-sama membontot. Saya yakin teman anda yang mengolok-olok anda dulunya juga mbontot. lalu ngapain kita malu? sesama tukang bontot tidak boleh saling mendahului.

Lagian dengan membawa bekal makanan dari rumah, anda akan banyak menemukan keuntungan diluar keuntungan finansial. Apa saja itu? Saya rasa perlu pembahasan khusus untuk itu.

Yang terpenting sekarang bahwa mbontot bukanlah perbuatan yang hina karena perbuatan yang lebih hina adalah hutang di warung kantin demi untuk makan (he2). Mbontot hanya sebagai sebuah sarana penghematan yang mesti diperhitungkan bagi anda para karyawan yang selalu kawatir terhadap kebutuhan keseharian yang makin lama makin membumbung tinggi.

bumi mahapatih, 280214


0 komentar :

Post a Comment

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....