Tuesday 11 June 2013

Agar tetap bahagia di rumah mertua

Pertanyaan paling akut pada setiap pasangan baru menikah adalah, akan tinggal di mana setelah menikah? Ini termasuk hal yang sangat urgent untuk segera di carikan solusi terbaik. Gawatnya banyak yang tidak siap dengan pertanyaan ini. Lebih gawat lagi mereka baru membicarakan hal ini setelah habis masa honey moon. Setelah bulan madu selesai, mereka baru sadar, kalau mereka butuh tempat tinggal .
rumah-mertua-rumah-kita 
Pasangan baru yang sudah mantap dalam hal finansial mungkin tak bingung dengan tempat tinggal. Tinggal tunjuk rumah mana yang yang akan di pilih sesuai selera. Jika mau bangun rumah sendiri juga bisa. Namun Sial sekali, rata-rata pengantin muda belum punya tabungan banyak, sedang harga rumah sekarang jutaan rupiah mahalnya. Kalau mau bangun rumah perlu waktu dan lebih banyak biaya. Sedangkan kebutuhan tempat tinggal semakin mengejar. 

Lalu apa solusinya? Alhamdulillah anda membaca artikel yang tepat. Beruntung sekali anda menemukan Inspirational blog ini. He2. Semoga masalah ini bisa kita terselesaikan bersama. 

Pondok mertua indah. So What gitu lo…? 

Solusi akhirnya datang juga. Kali ini solusi datang dari orang tua khususnya mertua yang mempersilahkan anda dan pasangan tinggal. Lega rasanya masalah tempat tinggal bisa teratasi. Tinggal di rumah mertua atau keren disebut Pondok Mertua Indah, Setidaknya untuk sementara? Bahkan bukan sekedar sementara. Kadang pasutri harus tinggal di rumah mertua itu selamanya. 

Ops? Kok bisa? Ini bisa saja permintaan orang tua sendiri. Kadang mereka butuh di temani dan tak ingin kesepian berdua di usia senja mereka. Kebanyakan mereka ingin salah satu anaknya merawat mereka sebagaimana mereka merawat anda sewaktu kecil. Melihat permintaan ini, anak mana yang tidak trenyuh? Sebagai anak yang berbakti. Anda dan pasangan lalu mengiyakan permintaan itu. Yang penting masalah tempat tinggal teratasi dulu.

Kendala serumah dengan mertua : 

Tak ada sesutaupun yang gratis dan benar-banar enak! Seloroh orang jawa mengatakan “ Wong oleh gratis kok pengen slamet?” (Dapat gratis kok ingin selamat?). Benar sekali. Tinggal di rumah mertua itu tak lantas nol masalah. Biasanya masalah ini akan segera muncul setelah masa tinggal setahun atau lebih. Apalagi setelah jabang bayi lahir. Biasanya ada perbedaan mendasar tentang asuhan anak. Antara mertua menantu itu yang paling kentara. Apalagi sang menantu adalah laki-laki. Di mana mempunyai ego seorang pemimpin keluarga yang ingin punya kendali penuh terhadap anak dan istrinya. Hal ini akan bentrok dengan ego mertua yang kadang tak bisa mengontrol interfensinya terhadap anak dan anak menantunya. 

Perbedaan pandangan tentang anak juga sering memicu konflik di antara menantu dan mertua. Satu sisi sang mertua sangat khawatir terhadap cucunya sehingga ia begitu protektif. Mertua akan sangat ingin menularkan pengalaman mangasuh anak pada menantunya dan kadang-kadang menabrak statusnya sebgai seorang ‘nenek/kakek saja’ yang biasanya mengalahkan fungsi anaknya sebagai “ayah dan ibu” si bayi. 

Namun diantara problem di atas yang paling menggalaukan hati sepasang suami istri adalah kurangnya prifasi bagi mereka. Maklum pengantin baru. Inginnya honey moon terus seumur hidup. Walaupun ada kamar pribadi tetaplah dirasa sesak menampung perasaan cinta mereka yang luas ( ceilee…). Hendak keluar kamar pun pasti berlaku hukum ewuh pakewuh, serba jaim dan dilarang keras mengumbar kemesraan di depan mertua. Mau keluar rumah berduaanpun tak akan terhidar dari interogasi “mau kemana? dimana? Untuk apa? kapan pulang?” dan pertanyaan pertanyaan khas seorang orag tua kepada anaknya seakan-akan anda dan pasangan adalah anak yang masih unyu-unyu sehingga perlu di awasi sepanjang tarikan nafas. 

Kalau seperti itu, kehidupan rumah tangga layaknya Indonesia masih di jajah belanda saja. 

Terus anda Harus bagaimana ? Sukur kalau anda tak mengalami kendala di atas. Tapi saya tak begitu yakin. Buktinya anda masih terus saja membaca artikel ini. He2. Karena itu mari kita diskusi bersama tentang riak kecil rumah tangga ini. 

Sikap pertama : Menundukkan ego pribadi sekaligus ego orang tua. 

Manusia selalu tidak suka di interfensi hidupnya. Apalagi ini menyangkut hidup keluarganya. Tapi jika yang meng-interfensi adalah orang tua atau mertua kita sendiri, perlu perlakuan khusus untuk mengatasinya. Langkah pertama adalah Ikrarkanlah bahwa anda adalah anak mereka dan mereka adalah orang tua anda. Jika mereka adalah mertua, tetaplah stay cool, bukankah mertua adalah orang tua istri atau suami anda, otomatis mereka juga orang tua anda? Iklaskan hukum sebab akibat bekerja, bahwa sebagai orang tua berhak mengatur anaknya dan anak berkewajiban untuk mematuhinya. WARNING! JANGAN BERHENTI MEMBACA SAMPAI DI SINI SAJA. TULISAN BERIKUTNYA AKAN LEBIH BERARTI. NEXT !

Setelah anda iklas. Sadarilah anda juga punya hak untuk mengatur hidup anda sendiri. Apalagi anda sudah berkeluarga, yang artinya anda dan pasangan memang sudah saatnya mandiri. Belajar kemandirian mutlak anda butuhkan.

Interfensi yang kadang-kadang keluar dari mulut orang tua/mertua anda itu disebabkan mereka kurang yakin dengan performa anda dan pasangan sebagai keluarga baru. Sehingga kadang orang tua ikut campur tangan (kadang-kadang kaki) dengan kehidupan rumah tangga anda. Karena mereka kurang yakin. Maka yakinkan mereka, bahwa anda sudah mampu mandiri. Atasi masalah keluarga sendiri, Cakaplah mengurus anak sendiri. ilmu untuk mengurus bisa lewat buku atau browsing ( di sini tempatnya tentang parenting skill ). Minimalisir ketergantungan pengasuhan pada kedua orang tua. Jangan suka bertengkar atau berdebat di depan mereka Karena itu mengindikasikan bahwa kalian masih ‘anak-anak’ di mata mereka. 

Sikap kedua : Kikis kesenjangan hubungan antara menantu dan mertua 

Sesantai apapun dan se-cuek apapun mertua anda, tetap tidak mungkin di samakan dengan ibu sendiri. Pasti ada ewuh pakewuh, sungkan ataupun canggung saat berhubungan dengan mertua. Apalagi sifat mereka pendiam, kaku atau keras. Bagaimanapun kebekuan hubungan itu harus segera di cairkan. Karena anda akan selamanya hidup dengan mertua anda. Bangunlah sikap bahwa ibu atau bapak mertua adalah orang tua kita sendiri. Bayangkan saja kita dulu lahir dari rahimnya. Beri perhatian mereka seperti kita memperhatikan ortu kita sendiri. Belikan sesuatu yang spesial, pada hari spesial. Berikan barang kesukaan beliau. Kalau bisa bercengkeramalah sekali-kali. Bicarakan sesuatu yang mereka suka. Kalau hendak kerja, ciumlah tangan mereka, dan minta ijin sesopan mungkin. Lambat laun kebekuan hubungan itu akan lumer juga. Lama-lama anda dan mertua akan semakin akrab. 

Setelah makin akrab yan perlu di perhatikan adalah tetap menjaga kesopanan dengan mereka. Jangan membuat mereka Nampak tidak bijaksana dihadapan anda karena itu bisa berarti merendahkan perasaan mereka. Bagaimanapun mereka tetaplah orang tua kita yang  fardhu untuk di hormati. 

Sikap ketiga : Tembus tabir prifasi 

sudah jangan ngeyel kalau anda sangat butuh berduaan dengan pasangan anda. Bercengkrama dan memadu kasih. Kalau bisa anda saja yang punya dunia ini, yang lainnya kontrak. Tapi sudah saatnya anda bangun dari mimpi. Dunia anda adalah sebatas daun kelor. Apalagi kalau anda di pondok mertua indah. Dunia anda hanya sebatas daun pintu kamar. He2 

Tapi itu adalah pemikiran yang salah. Yaitu berfikir kalau kita tinggal di rumah mertua akan mengurangi kemerdekaan kita. Anda dan pasangan merasa sedikit 'terganggu' dengan keberadaan mereka (ortu). Tapi coba kita berfikir ulang, dan melihat dari sisi mereka. Apakah mereka tidak ‘terganggu’ dengan keberadaan anda di rumahnya? Apakah dengan adanya anda, membuat mereka bebas berbuat apa saja? Tentu tidak bukan? Kalau mau rugi-rugian, sebenarnya mereka lebih rugi. Anda Sudah dapat anaknya. Dapat tempat tinggal. Gratis lagi! 

Sebenarnya keprifasian itu tergantung pada mind-set seseorang kok. Karena sebenarnya segala tindakan kita ada batasnya. Begitupun dengan tempat. Jangan anggap kita bisa melakukan apapun, dimanapun kita suka. Karena aturan pasti berlaku dimanapun. Tak terkecuali di rumah kita/mertua. Kalau kita mau bebas melakukan apapun bisa kok, itu di hutan, atau ke laut aje.

Sebenarnya mertua akan fine-fine saja dengan tindak tanduk kita, asalkan positif. Mau duduk-duduk santai bisa di ruang tengah. Mau melakukan hobi, di taman belakang juga ortu enggak melarang. Mau tidur di depan tv, monggo. Maka selalu berbahagialah di setiap jengkal rumah mertua. Oya, satu lagi, jangan anggap kamar anda itu sempit. Karena jika hati anda luas, kamar itupun juga akan terasa luas bagi anda dan pasangan. Demikian juga sebaliknya. 

Sikap keempat : Anggap ini rumah sendiri! 

Siapa sih yang tidak ingin punya rumah sendiri, atas kreasi sendiri dan dari hasil jerih payah sendiri. Ini akan terasa membahagiakan. Apalagi jika ada yang berkunjung ke rumah kita, kita akan bangga menjamu mereka di rumah kita. Nah, kalau kondisinya memaksa anda untuk tinggal di rumah mertua bagaimana? Satu-satunya jalan adalah menganggap rumah mertua adalah rumah sendiri. Pondok mertua indah bukanlah sebuah rumah orang lain bagi anda. Itu rumah istri anda. Anda mesti ikut memilikinya dan memeliharanya. Anggaplah kelak akan di wariskan kepada anda meski anda tidak boleh berharap dapat warisan rumah. Duit segudang boleh. He2. 

Kuncinya ikut merasa memiliki. Masak anda bisa memiliki anaknya mertua, tapi tidak bisa memiliki rumahnya mertua? ^_^ Rasa kepemilikan itu bisa diejawantahkan dengan ikut memelihara rumah mertua. Dan secara Rutin membersihkan rumah tiap hari. Sekali-kali boleh-lah mendekor ulang perabot rumah yang ada. Kalau perlu anda belikan perabot baru. Mertua akan senang jika rumahnya di rawat, apalagi oleh menantunya sendiri. Itu berarti ia percaya pada anda seperti ia mempercayakan anaknya. 


Lelah baca? Atau justru tercerahkan?

Atau jangan-jangan anda terhibur? Itu yang saya harapkan.

Terlalu panjang artikelnya? Tidak masalah menurut saya. Kalau manfaatnya juga panjang, apakah anda merasa rugi telah membaca?

Akhir kata berbahagialah wahai para menantu yang tinggal di rumah mertua. Seperti saya, seperti ribuan menantu lainnya di Indonesia yang telah banyak mereguk asam garam lika-liku tinggal di rumah mertua. Maka tak ada kata berhenti meninggali. Move on and be happy! 


Bumi mahapatih, 100613

19 komentar :

  1. Hehe.... saya juga begitu dan selalu enjoy.
    kuncinya Ikhlas, sabar dan selalu berfikir positif.
    Alhamdulilah ibu mertua aku baik meski suaranya cetar menggelegar berbeda bgt ama aku yg kalo bicara aja pelan bgt, krn dari awal aku sudah berniat utk menikah dengan suami serta menerima segala keadaannya, aku bahagia tinggal di Pondok Mertua Indah.
    "Anggaplah mereka adl orang tua kandung kita dan rumah yg kita tinggali adl milik kita, pasti seru bangeeet"

    ReplyDelete
  2. iya tan, banyak banget yang senasib dengan kita. tapi sedikit yang merasakan bahagia. saatnya mereka sadar, bahwa tinggal di rumah mertua bukanlah sesuatu yang hina.

    terima kasih sudah berkunjung yaa....

    ReplyDelete
  3. Betul gan duldu saya jg tinggal di pondok indah mertua, tapi mulai dari sekarang agan harus diniatkan untuk memiliki rumah sendiri, kalau mau mudah cara punya rumah silahkan ke website kami, PERTAMA DI INDONESIA Kredit rumah tanpa BUNGA gan, kredit macet uang yang sdh masuk kami kembalikan 100% karena MURNI SYARIAH, persyaratan kredit hanya FC.KTP dan KK saja,DP Bisa Diangsur semampunya. mudah2han bisa membantu teman2 yang ingin memiliki rumah, apabila persyaratan perbankan ga ada, BI cheking jg ga bagus, Slip gaji juga ga punya, NPWP jg belum bikin.. nah kamilah solusinya, silahkam mampir ya mbak jangan lupa di infokan juga ke temen2 yang belum pada memiliki rumah, karena rumah merupakan kebutuhan primer semua orang, terima kasih dan artikelnya sangat memotivasi, 2 thumb buat agan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masa ada gitu Kedit rumah tanpa BUNGA , klo macet uang yang sdh masuk di kembalikan 100% karena MURNI SYARIAH, persyaratan kredit hanya FC.KTP dan KK saja,DP Bisa Diangsur semampunya. Dmna? Info selanjut ny harus hubungi siapa?

      Delete
  4. sedikit curhat ne ... (boleh ya.....)...tampang ku kug melas abis ya...hahahaha (ketawa dulu ahhh)...
    aq punya yang sama, akut.....mungkin...
    jalan 3 tahun menikah, masih serumah dengan mertua. bukan tidak pengen berumah sendiri tapi finansial belum bener belum mencukupi. anak sudah mau 2 (masih di perut yang kedua) tapi masalah masih tetap sama. pola asuh anak yang berbeda, kebutuhan sehari-hari yang masih nebeng (kalau sendiri-sendiri dibilang ndak "neriman" sama yang di rumah), belum lagi anggota keluarga yang meski cuman ber lima keras nya, minta ampun..... semuanya masihh bisa diatasi, kecuali ketika anak sakit, mau merawat sudah "kadung" lengket sama nenek kakek....kalau anak (1,9bulan) ditegur sedikit langsung ngaduh....fiuh...rasanya, ndak ada guna jadi ortu......

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener kan masih ada beribu menantu yang bernasib sama kayak aku? bahkan yang ini lebih melas kayaknya. he2

      move on terus aja kuncinya mbak. tinggal sama merekapun enggak masalah. mereka "sok"ngatur itu mungkin karena betapa sayangnya mereka sama kita/anak kita. le it flow aja.jangan kita malah membangkang walau emang agak makan ati jadinya. Tapi sapa tahu karena berbaktinya kita sam mereka, Kita jadi dapat pertolongan dari Allah dengan di lebihkan rejeki jadi bisa bangun rumah sendiri deh....

      terimakasih mbk anis sudah mampir dan curhat. Jangan lupa Like FP inspirational blog di sini ya...https://www.facebook.com/pages/Inspirational-blog/259624847509660

      Delete
  5. Nih mertua aku lain lagi,kita lakuin yg baik-baik sudah, pas waktunya kita mau istirahat abis pulang kerja kaya males malesan gitu,ehh di bilang macem - macem,,pemalas lah apa lah..pokonya kaya ga ada pas nya di hati mertua,,kelakuan kita baik & buruk selalu di ceritakan ke rumah ipar - ipar ,untungnya lagi saya akhirnya jadi kebal,,tapi rasa pengen pisah dari rumah mertua rasanya sudah di ubun - ubun..masalahnya biasa finansialnya belum cukuh..sekian tks

    ReplyDelete
  6. Mertua saya lain lagi nih,pokonya lain dari pada yg lain deh,,walaupun kita sudah rajin bersih²rajin dlm segala hal,masih juga dipandang salah,hari libur kan kadang nonton tv,baring dikamar,jadi paranoid apalagi dengar mertua ngomel sambil me nyinggung masalah kita lgi nonton ² tv,itupun nanti akan di ceritain kelakuan kita semua dari yg baik sampai yg buruk ke rumah ipar²,dan menantunya yg lain jg ga pernah ada yg pas di hati mertua,anaknya aja ga ada yg betah lama² di rumah mertua apalagi cucu nya,,saya hanya berlapang dada,maklum sudah tua,dan akhirnya sudah kebal dengan tingkah laku mertua.mungkin mertua saya yg sdh kebal dng tingkah laku saya,hehehe,pengen pindah rumah eeh ndak di bolehin,ya menetap lagi deh...tengkyu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas yadi sama kayak sya. Hanya kelihatannya mertua saya enggak lebay kyk mertua mas. cuman sufat perfectnya itu lo yang lumayan nggemesin. Untungnya aku sudah belajar sabar. biarlah, mungkin itu sudah karakter dari ibu kita itu. paling kalau lagi ngomel saya cuman diem saja sambil makan hati. Tapi rasa hati enak lo...he2

      Delete
  7. Saya mmg gk tinggal ma mertua v ma adk2 ipar v rmh tu rmh mertua.,tp ya ampunnn,sifatnya gak taulah..lg senang sy d cakapi,lg gk ya gk dtegur sm sekali..mmg sy sadar sy numpang drumah ibuny,.hanya tuhanlh yg tau

    ReplyDelete
    Replies
    1. sabar saja. katanya Tuhan orang yang sabar pasti di tambah rejekinya. termasuk ditambah rejeki punya mertua lagi. wekeke. becanda mbk desi

      Delete
  8. @ Anonymous
    Kalau mau info lebih lanjut silahkan kunjungi kami disini
    SOLUSIPUNYARUMAH
    Jl.Jatijajar raya Rt.06 Rw.04 Ruko 2 lantai Di samping Kantor kelurahan jatijajar Tapos Kota Depok
    Telp : 021-8791-7700
    Ponsel : 0857-7058-0709
    PIN BB : 2738135E
    Website : www.solusipunyarumah.com

    Atau langsung kesini :
    Makmur ► 0812 1026 8227
    Yenni Archita ► 0812 8061 6748
    Sumaryanto ► 0821 7127 6983
    Leyla rezqie ► 0821 1135 4379

    Pemilik :
    Eddy Marimo.ST ► 0812 3710 0106

    ReplyDelete
  9. hiks hiks hiks.... membaca posting anda memang dapat mencerahkan sedikit hati yg suram ini akibat sikap mertua yang selalu menyakiti. trims..

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau lagi di sakiti, bernyanyi mbk/mas anonim. lagunya kayak gini " benci benci benci, tapi rindu jua...! " barangkali dengan anda sabar dan ngalah, mereka lama2 luluh sehingga semkin sayang dengan anda.

      Delete
  10. Pak Eddy marimao.ST. Assalamu'alaikum Warrahmatullah wabarakatuh.
    Saya Iswanto(cibinong) sangat tertarik dengan slogan bapak mengenai kredit tanpa bunga. Dan saya juga sudah booking 1jt,di Solusi punya rumah. namun ada ganjalan mengenai perjanjian akad-nya. Melalui mbah google, saya menemukan perjanjian akad Yang tertulis pihak pertama : Eddy marimo.ST. Setelah saya baca ada pasal 10.Denda yang menurut saya (berdasarkan pemahaman yang saya dapat dari pengajian dan artikel dari pengusahamuslim.com), apabila jatuh tempo dikarenakan sesuatu jd belum bisa membayar dan dikenakan denda, maka denda itulah ribanya (BUNGA). Nah saya harapkan apabila saat akad nanti pasal tentang denda ini di hapuskan, bolehkah, setujukah bapak? Karena sesuai contoh Rasulullah SAW, saat beliau berhutang bahan makanan dengan orang YAHUDI, beliau dalam akad-nya juga tidak menyetujui apabila ada denda-nya. Berikut adalah kutipan dari pasal 10.:

    Sebelumnya mohon maaf saya sudah mengunduh Contoh perjanjian kredit milik bapak.

    Pasal 10
    DENDA

    10.(1) Semua pembayaran pada PIHAK PERTAMA harus dilakukan di tempat kedudukan PIHAK PERTAMA baik melalui rekening maupun tunai.
    10.(2) Bahwa atas setiap keterlambatan pembayaran cicilan/angsuran oleh PIHAK KEDUA kepada KEPADA PIHAK PERTAMA , maka PIHAK KEDUA dikenakan denda menurut ketentuan PIHAK PERTAMA yang berlaku pada saat ditandatanganinya Perjanjian ini, yaitu 5 % ( lima persen ) per bulan dari besarnya tunggakan, yang dihitung secara harian sejak hari pertama tunggakan.
    10.(3) Dan, apabila dalam waktu melebihi 3 bulan berturut-turut PIHAK KEDUA tetap tidak membayar angsuran, maka PIHAK PERTAMA dapat melaksanakan hak-haknya sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 7 tersebut di atas.

    ReplyDelete
  11. baru ada rencana nikah dan kemungkinan besar nanti tinggal di rumah mertua,,,bayangannya udah aneh2 aja,takut gak bisa beradaptasi dgn cepat,mencemaskan hal2 yg akan terjadi nantinya,dll

    ReplyDelete
  12. tapi mrtua saya beda sma ortu yg lain , kras kpla skli bhkan suami krj pun hrs msuk tmpat krj yg mrtua dan saudara2 suami saya sarankan . bahkan jika saya sndri yg mnghsilkan uang dya brlaku baik tpi jika suami saya sama mnghsilkan uang dya mlah mnyakiti saya dngan prilaku dan prktaan nya .. pdhal saya mnghrmati mrtua saya lbih dri saya mnghrmati ibu saya !! bhkan saya ikhlas saya mmbntu krj utk kbthan hdup kluarga saya sndrian dissat suami sya tdak bkerja .. aph yg hrus saya lkukan jika mrtua saya hanya mmpralat saya utk mnghsilkan uang ??? saya slama mnikah smpai skrng ikhlas tdak dinafkahi scara material ,, dan sya jga tdak mmaksa suami saya utk bkrj ssuai yg saya hrapkan .. brthun2 saya diprlakukan tdak adil dirmah tpi sya brtahan dmi anak dan suami yg sya sayangi !!!!

    ReplyDelete
  13. Assalamu'alaikum... Saya jg ingin skli curhat tntg mertua. Dan saya skrg ini memang sedg tingl brsma mertua saya. Tpi problemnya bukan sepenuhnya dr mertua. Mereka bisa d bilg ckup baik kok. Akan tetapi lain halnya dgn anggota kluarga yg lain. Saya sudah hmpir 2 thn menikah. Di rmh mertua saya ada beberapa aturan yg klo org lain tau mgkin itu trdengar aneh. Tpi entahlah coba saya brcerita ya.. Di rmh mertua saya ini yg tingl hnya kedua mertua, saya dan suami serta anak saya yg bru 10bln. Tetapi rmh mertua ini dempet sekali dgn rmh kakak ipar. Suami saya bkrja keras tiap hri. Tpi pnghasilan tdk hnya untk saya dan anak saya. Melainkan jg untk mertua. Dan jg anak2 kakak ipar (3 keponakan suami). Yg saya tdk hbis pikir adl. Knp hrus suami saya yg memberi mereka uang saku dan jg memberi kebutuhan2 mereka. Pdhal suami kakak ipar jg msih ada. Apa saja yg mertua perlukan suami saya yg memberi. Akan tetapi kakk ipar saja yg mertua kasihi. Saya tdk hbis pikir knp bgtu. Untk mkn sehari2 pun jg minta k mertua saya. Oleh karena itu saya mulai merasakan ketidakadilan d rmh ini. Saya ingin pnya tmpat tingl sndri. Tpi tdk d ijinkan oleh mertua. Saya sudah brsabar. Tpi lama kelamaan saya mkin gk betah krna sikap mereka. Jika saya sedg memperdebatkan mslah ini suami hnya diam. Saya bingung kmn hrus brcerita dan meminta solusi. Dan akhirnya saya menemukan artikel ini. Tolg bantu saya. Apa yg bisa saya lakukan agar saya bisa pnya tmpat tingl sndri dgn kluarga kcil saya. Trims.

    ReplyDelete

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....