Foyya!! Akhirnya gadis kecil nan lugu itu kini menjadi juara X-Factor Indonesia, ajang pencarian bakat yang lagi booming akhir-akhir ini. Dialah Fatin Sidqia Lubis, yang berhasil menyisihkan beribu peserta audisi di seluruh Indonesia. Berhasil menyisihkan 13 finalis
lainnya untuk merengkuh juara. Sungguh prestasi yang tak di sangka-sangka olehnya seperti ekspresi wajahnya ketika MC menyebut namanya sebagai jawara. Dia tak menyangka bisa menyisihkan beberapa finalis lainnya yang sudah sering mereguk asam garam dunia tarik suara.
Bolehlah saya berkomentar sedikit tentang ajang pencarian bakat ini. Walaupun saya bukan pengamat musik, tapi saya juga warga negara yang berhak untuk bersuara dan menyampaikan pendapat ya....Oke! Di Result Show yang mempertemukan Fatin dan Novita Dewi. Jelas benar, Novita punya skill hebat dalam teknik menyanyi dan penjiwaan terhadap lagu. Kemampuannya menggapai nada-nada atas membuat Fatin sedikit minder karena ia sendiri tak pernah berhasil menyanyikan nada tinggi. Apalagi Novita dewi terhitung finalis yang mulus dan aman dalam setiap panggung gala show . Kalau mau obyektif, seharusnya Novita Dewi lebih pantas memenangkan ajang ini dari pada Fatin yang masih belum bisa menghilangkan kecanggungannya ketika tampil. Bahkan akhir-akhir ini gadis batak itu punya masalah dengan ingatannya, yah, seperti di ketahui, ia masih sering suka salah lirik.
Kalau begitu apa yang bisa membuat Perolehan sms Fatin jauh mengungguli Perolehan suara Novita? ( Fatin : 84,5%, Novita :15,5%) Apa yang membuat “anak kecil” ini juara dalam ajang sebesar X-Factor?
Jawabannya adalah. Fatin berhasil menjadi sapi ungu. Ih! Kejam banget sih menyebut Fatin sebagai sapi unyu? Bukan unyu tapi UNGU!
Dalam dunia awam, siapa yang mengenal istilah ini? Saya yakin sedikit sekali. Namun dalam dunia bisnis dan kewirausahaan, Istilah ini sudah begitu populer sehingga tak perlu penjelasan lagi. Oke, saya berniat menjelaskan pada yang belum tahu saja. Yang sudah tahu bisa skip tulisan ini.
Saya mulai dari sebuah ilustrasi sederhana. Misalnya di sebuah siang ada gerombolan sapi yang sedang berladang, maka anda mungkin tak akan tertarik dengan sapi-sapi itu bukan?
Namun setelah diteliti lagi ternyata ada salah satu sapi yang punya warna ungu. Anda pasti akan membelalakkan mata melihat itu, bertanya-tanya kenapa ada sapi yang berwarna ungu? Apakah itu memang alami atau memang sudah di cat oleh pemiliknya. Kalau alami kenapa ia berwarna ungu, kenapa bukan merah hijau atau biru? Pikiran-pikiran tentang sapi itu otomatis akan membuat anda lebih fokus pada sapi itu dan seakan-akan mengenyahkan keberadaan sapi lainnya.
Sekarang coba lihat foto para finalis X-Factor Indonesia di bawah ini!
Para Finalis X-Factor (-Xena dan Dicky) |
Anggap saja anda belum mengetahui apa-apa tentang mereka, baik profilnya maupun kualitas suaranya. Mana yang kira-kira lebih eye catching di mata anda? Saya yakin anda akan melihat gadis yang berjilbab itu, walaupun posturnya agak lebih rendah dari lainnya.
Nah, dari penampakan awal saja orang sudah tertarik apalagi setelahnya. Dan ketika mendengar lebih jauh tentang sisi Fatin yang lain, maka akan segera diketahui pembenaran akan ketertarikan awal pada sosok Fatin Sidqia. Dan inilah beberapa segi dari sisi Fatin yang menurut saya membuat ia terasa lebih spesial, lebih unik, lebih fresh dan lebih segalanya dari finalis X-Factor yg lain.
Faktor Hijab
Fatin Sidqia Lubis dan hijabnya |
Gadis memakai hijab/jilbab mungkin sudah biasa kita temui. Apalagi sekarang Sekolah umum maupun yang berbau Islam mayoritas siswinya berhijab. Kecuali siswanya. Namun life style semacam ini akan pupus ketika masuk ke ranah hiburan tanah air. Okelah ada beberapa penggiat seni menghibur ini juga menggunakan hijab, namun untuk sebuah langkah awal dalam berkarir, saya kira masih sangat jarang seorang biduanita mengenakan hijab. Nah, pengecualian itu ada pada diri Fatin. Seorang siswi SMU yang tetap memiih menggunakan hijabnya, sekalipun ia akan memasuki ranah hiburan tanah air.
Penampilannya yang beginian sontak membuat ia langsung jadi seekor sapi ungu yang membedakan dengan peserta/finalis X-Factor lainnya.
Walaupun begitu ia mengaku mengenakan hijab ini bukanlah karena sengaja untuk terkenal. Hijab itu ia kenakan memang karena dasar agama yang mewajibkan seorang gadis muslim mengenakannya. Hijab ini sampai-sampai membuat salah satu pentolan MUI, KH Ma’ruf Amin mewanti-wanti agar Fatin terus mengenakan jilbannya, walau nantinya sudah terkenal dan berkiprah di dunia hiburan tanah air.
Faktor Cantik
Jujur saya katakan si Fatin itu cantik, walaupun masih cantik istri saya. He2. Apa anda berpikiran sama? Tentu saja pendapat anda boleh berbeda-beda, karena kata orang cantik itu relatif. Nah, mungkin banyak yang mengirim sms buat Fatin karena mereka anggap Fatin itu relatif cantik. Relatif cantik dari pada Mikha. He2.
Mau tidak mau, kita harus akui orang dengan kelebihan fisik, akan lebih diperhatikan daripada yang lain. Apalagi di sini di panggung gala show, di mana berjuta sorot mata akan mengarah ke sana. Kamera TV pasti akan menyeleksi mana saja yang pantas masuk ke sana.
Hanya saja jangan terlampau kecewa, hai orang-orang kurang cantik/ganteng ( menghibur diri sendiri) masih banyak hal-yang membuat anda lebih diperhatikan oleh orang lain, bahkan dengan orang yang punya kelebihan fisik sekalipun. Karena itu, Ikuti terus tulisan saya ini ya. Penjelasannya ada di bawah ini. Faktor berikutnya.
Faktor Paling kecil
Ini bisa jadi kekurangan bagi beberapa orang. Tapi lain halnya dengan Fatin. Saat semua orang berlomba-lomba menonjolkan ketingian, si Fatin malah bangga dengan kerendahannya. Ia tak minder, dan itu orang suka. Karena itu, pemirsa akan mencari-cari keberadaan Fatin ketika sesi foto, walaupun ia ada di balik badan Dicky Adam sekalipun.
Sekali lagi Fatin mampu menunjukkan ke-ekslusifitasanya dari pada finalis yang lain. Walaupun itu terbentuk karena garis Takdir Tuhan, tapi orang yang minder mungkin memilih tak akan mengikuti ajang pencarian bakat ini karena mungkin takut dieksploitasi kerendahan postur tubuhnya itu.
Oh ya...kecil bisa di katakan juga muda lo.... Apalagi kalau bukan dari sisi usia. Para pemirsa X-Factor Indonesia pasti lebih berdecak kagum dengan Fatin. Gadis sebelia itu (16th) sudah mempunya teknik vokal yang bagus, dan karakter suara yang khas. Beda halnya dengan Novita Dewi (33th) yang sudah matang dari segi usia. Kematangan teknik vokalnya akan di maklumi oleh semua orang karena pengalamannya tentu lebih banyak dari si Fatin.
Faktor Mama
Nurseha, "The Body Guard of Fatin" |
Di balik seorang laki-laki hebat pasti ada seorang wanita yang hebat. Di balik seorang wanita hebat pasti ada ibu yang hebat pula, Itulah Ny. Nurseha, Ibunda Fatin yang selalu men-support Fatin setiap saat. Saat audisi maupun saat penentuan juara X-Factor.
Entah karena ibu Fatin menganggap anaknya masih kecil atau apa, sehingga mesti harus di dampingi kapanpun Fatin berada.
Kehadiran seorang yang sangat dicintai tak pelak membuat motivasi Fatin berlipat-lipat. Itu menjadi kekuatan tersendiri baginya. Fatin juga terkenal seorang anak yang taat kepada ortunya. Buktinya setelah juara, ia mengaku akan menggunakan duit hadiah X-Factor itu untuk membiyai haji kedua ortunya.
Ngomongin mama. Jangan sampai anda menafikkan faktor-x yang lainnya. Bahkan mungkin faktor inilah yang paling menentukan. Dia adalah do’a seorang ibu. Mungin ketaatan Fatin terhadap ibunyalah yang membuat doa ibunya begitu di dengar oleh Tuhan sehingga diperkenankan kesuksesan untuk Fatin.
Faktor Ke-khasan Suara
Seganteng/secantikapapun dan semenarik apapun penampilan kontestan X-Factor tak akan dipilih oleh pemirsa jika suaranya tidak bagus. Karena ini adalah ajang pencarian bakat nyanyi maka suaralah yang menjadi tolok ukur seseorang itu pantas menjadi salah satu finalis atau tidak.
Loh, emang suara Novita Dewi tidak bagus, Xena tidak bagus, lainnya tidak bagus?
Yah, suara mereka memang bagus, namun tak ada yang sekuat karaketer suara Fatin.
Kalau anda bicara suara Fatin. Jangan tanya lagi bagaimana khasnya suaranya. Sekali mendengar orang akan faham bahwa ini pasti Fatin yang nyanyi. Beda dengan Novita. Walaupun dia punya kekhasan dalam hal menggapai oktav tinggi, namun orang akan butuh waktu lama untuk menilai bahwa ini adalah benar suara Novita. Karena penyanyi bersuara seperti Novita memang banyak.
Anda pasti masih ingat bukan saat Fatin pertama kali bernyanyi, itu tuh...lagi Grenade-nya si kriwul Bruno Mars yang ia nyanyikan terlampau baik hingga mungkin lebih bagus dari penyanyi aslinya. Lagu itu pula yang mempopulerkan istilah 'foyya' ( lirik asli dari 'for ya' ), hingga di gunakan yel-yel oleh para Fatinistic (fans Fatin) untuk mendukung Fatin. Foyya...!!!
Itulah konsep sapi ungu Ala Fatin yang mampu membuatnya lebih menonjol, lebih eklusif, lebih khas dari yang lain. Bahkan saat pertama kali ia bernyanyi aura “purple cow” itu sudah sangat kentara.
Konsep ini lazim diterapkanan di dalam dunia bisnis, di mana begitu kerasnya persaingan di antara pelaku bisnis sehingga mereka harus memutar otak dan adu kreatif agar bisnisnya bisa unggul dari bisnis sejenis lainnya.
Para politikus sering juga menggunakan konsep ini. Untuk memenangkan hati pemilih dalam sebuah Pemilukada misalnya. Mereka berlomba-lomba untuk berbeda dari yang lainnya. Mungkin karena masyarakat sudah jenuh kali ya... dengan janji-janji politik pada umumnya, hingga mereka para kandidat menawarkan sesuatu yang lain agar dapat di terima oleh masyarakat secara umum.
Konsep ini pernah di terapkan oleh Jokowi, gubernur DKI Jakarta yang dulu sukses menundukkan perlawanan para pesaingnya. Siapa sangka aksen bahasa yang khas, ringan dan low profile itu mampu merayu suara mayoritas warga Jakarta. Di tambah lagi dengan kemeja kotak-kotak dan isyu mobil nasional ESEMKA walaupun sampai sekarang masih belum terealisasi. Contoh lain adalah Barack Husein Obama, Dia adalah presiden pertama AS yang berkulit ungu, eh hitam. Sekaligus menjadi presiden AS termuda di sepanjang sejarah presiden negara adidaya itu.(baca sisi unik obama di sini)
Kembali ke Fatin. Kunci sukses Fatin dalam menerapkan konsep sapi ungu nya, bisa lo anda terapkan di kehidupan anda. Satu kunci untuk menuju kesuksesan yang anda idam-idamkan. So, bedalah dengan yang lain! Jangan asal ikut arus mainstream. Saat orang-orang banyak yang menghabiskan waktu di mall maupun tempat hiburan, anda bisa menghabiskan waktu anda di perpustakaan atau toko buku. Saat semua orang boros anda bisa sedikit mengerem pengeluaran yang tidak anda butuhkan dan lebih suka mengunjungi bank untuk menabung. Bahkan saat banyak teman anda sudah tidur, anda bisa terus belajar lebih keras lagi sehingga anda akan lebih unggul dari mereka beberapa langkah. Analoginya, Ikan akan hidup jika dia melawan arus, hanya ikan mati saja yang mengikuti arus. Layang-layang pun akan terbang tinggi hanya saat melawan angin. Itulah Sapi ungu!
Akhir kata satu pesan dari Fatin atas paksaan saya ^_^. Menjadi bedalah pada sesuatu yang tidak baik. Jangan malah menantang arus sesuatu yang sudah baik. Jadi jika anda ada di tengah-tengah arus keburukan, itulah saatnya anda melawan arus dan menjadi sapi ungu. Jika anda sudah ada di track kebaikan, lalu anda melawan arus, Itu bukannya sapi ungu, melainkan sapi berkulit hitam akibat kesalahan-kesalahan yang anda tahu, tapi masih terus anda lakukan.
Salam Foyya!!
Bumimahapatih,010613
Kunjungan Balik gan,,,
ReplyDeleteNice info,,,