Thursday, 27 June 2013

Salah kaprah berbuka, “ Awali dengan yang manis “


waspada-terlalu-manis-berbuka
es buah yang sangat menggiurkan
Sudah tidak usah di sangkal lagi. Kalimat “ Awali berbuka dengan yang manis “ menjadi jargon yang sangat terkenal setiap bulan ramadhan utamanya saat adzan magrib telah berkumandang waktu Indonesia setempat. Jargon itupun seakan menjadi kewajiban sehingga benar-benar kita ikuti. Pokoknya saat berbuka, kalau tidak minum teh manis, kolak, atau sirup belum afdhol rasanya.

Namun tak di sangka tak di duga, kebiasaan ini justru salah kaprah. Tepatnya salah dimaknai oleh kita yang belum pinter tentang ilmu kesehatan. 

Loh kok gitu? Bukannya baik makan dan minum manis ketika pertama kali berbuka? Karena itu segera akan mengembalikan tenaga kita seperti semula. 

Alih-alih mengembalikan tenaga kita, justru itu akan membuat kita lemas. Letih dan ngantuk . Bahkan tak jarang setelah berbuka malah lemas, akhirnya absen deh sholat tarawih. Atau kalau tidak sholat terawihnya tak akan khusyuk akibat mata berat dan mulut jadi hobi menguap. Hayoo…ngacung yang pernah begitu…? Yang merasa saja, ya….? 

Jalan ceritanya seperti ini. Ketika kita berbuka dan mengawali dengan meneguk minuman yang (terlalu) manis seperti teh manis, sirup kadang ditambah kolak, akan terjadi peningkatan kadar gula darah yang sangat drastis. Apalagi kalau ditambah makan besar. Akibatnya tubuh akan kaget dan tidak siap dengan situasi demikian. Tahu sendirilah selama kurang lebih 14 jam tubuh sama sekali tidak kemasukan sumber tenaga sedikitpun. 

Akibat terjadinya hyperglikemi, tubuh akan terasa lemas, dan mengantuk. Yang lebih mengkhawatirkan lagi dalam jangka panjang kebiasaan ini akan mengganggu  sistem metabolisme glukosa sehingga rentan terhadap penyakit diabetes militus, obesitas, hypertensi dan lain-lain. 

Tapi bukannya kita perlu yang manis-manis untuk mengembalikan tenaga kita selama berpuasa? 

Itu memang betul. Tapi bukan dengan berlebihan manisnya, kan? Apakah setelah berbuka kita mau lari-lari, bulutangkis atau futsal sehingga perlu segera mengganti energi yang hilang setelah berpuasa? Tentu tidak bukan? Jadi yang ringan-ringan sajalah… Seperti minum air atau makan buah rendah gula. Oya buahnya tidak usah pakai sirup, ya…anda sudah cukup manis kok ^_^…Insya Allah pulih tenaganya. 

Kalau begitu bagaimana halnya dengan nabi yang berbuka dengan kurma, kurma itu kan manis, jadi salah dong

semangka-melon-buah-sehat-berbuka
melon dan semangka, buah yang sehat untuk berbuka
Tidak salah. Nabi termasuk orang yang dihindarkan dari kesalahan. Yang dimakan nabi pertama berbuka adalah tiga buah kurma saja. Itupun dimakan satu-satu dengan diselingi minum air putih. Kalaupun waktu itu sudah ada sirup botolan, saya yakin nabi tetap akan minum air putih saja. 

Menurut penelitian kurma merupakan sumber glukosa alami yang baik, sehingga tidak akan merubah komposisi glukosa tubuh secara drastis ketika kita makan. Buah ini sama saja dengan melon, semangka, pisang dan buah lain yang segera mengembalikan tenaga namun tidak membuat tubuh lemas. 

Itulah kurang lebih alasan kenapa jargon “ awali dengan yang manis” tidak boleh langsung serta merta kita terapkan waktu kita berbuka. Kita harus mengerti benar penjabaran dari jargon tersebut, tidak asal tiru. Sehingga berpuasa menjadikan kita semakin sehat, tidak justru mengundang penyakit.

Oke, tetap sehat, tetap puasa! Semoga di terima ibadahnya ya….See you next post! 

Bumimahapatih, 270613

8 komentar :

  1. izin share ya, trims

    ReplyDelete
  2. sangat di anjurkan untuk share di sosial media,
    tapi saya tidak ijinkan di copy paste untuk di publis di blog lain. karena itu melanggar hak cipta.

    terimakasih atas pengertiannya. semoga bermanfaat

    ReplyDelete
  3. Gak singkron sama sekali dengan judul. Salah kaprah, tapi ujung-ujungnya tentang makan jangan kebanyakan. Yang disalahkan masalah makan manis atau makan yg berlebihan. Tolong judul jangan menyesatkan.

    ReplyDelete
  4. terimaksih atas kritiknya.

    menurut saya masih sinkron kok. berbuka itu intinya makan atau minum. nah yang salah itu makan dan minumnya kita (mungkin anda tidak) yang terlalu manis dan kebanyakan.

    apapun itu, itu opini saya, berdasarkan argumen dan dasar yang saya coba berikan sebaik mungkin. Jika menurut anda salah, harap dimaklumi. terimakasih sudah berkunjung...

    ReplyDelete
  5. Oke brother. Thank sudah membaca

    ReplyDelete
  6. Maaf, menurut saya tulisan Anda agak dipaksakan bombastis. Siapa pun juga setuju dong kalau yang namanya berlebihan itu tidak baik.

    Berbuka dengan yang tidak manis, tapi berlebihan, itu juga sama tidak baiknya :)

    Saran saja. Tulisan ini bisa menyesatkan dan menyalahi sunnah Nabi kalau tidak hati-hati dalam memaparkan ide maupun menulis judulnya.

    ReplyDelete
  7. sudah saya evaluasi tulisan saya. Dan sudah saya edit pernyataan yang agak membuat pembaca tergiring ke hal "berbuka yang berlebihan".

    Sungguh maksud saya adalah berbuka dengan sesuatu yang terlalu manis. bukan yang lain

    ReplyDelete

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....