Berbicara
masalah irit lagi ya....Ada beberapa yang masih belum tertuang di edisi pertama. Ternyata memang irit akan punya
reaksi berantai. bak sebuah bola salju yang menggelinding dari pegunungan makin
lama makin besar dan sangat berefek pada pengamal irit itu sendiri.
Begini
ceritanya. Konon
dicerita terdahulu dijelaskan bahwa irit itu bisa mengayakan pengamalnya. Hanya saja dulu saya belum
terlalu berani menulis kaya secara arti sebenarnya. kaya masih saya tulis dengan
tanda apostrof di ke dua sisi atas kata tersebut. Artinya bisa kaya bisa diartikan lain, bisa kaya duit, kaya amal, kaya saudara dan kaya kaya yang lain. Yang jelas bukan kaya hutang.
Di
akhir kesimpulan anda pasti memetik bahwa ujung dari sifat irit adalah mengembangkan
sifat berderma
berbagi dengan yang membutuhkan. Betul kan? Dan ujung itu sebenarnya belum berujung. Karena ujung
tulisan itu akan terasa lebih manis, karena kata kaya akan saya tulis tanpa apostrof.
Ya benar sekali.
Kaya dalam edisi
ini akan bermakna sebenarnya. yaitu kaya harta alias kaya duit. Bagaimana ceritanya.
Coba
tebak apa hubungan tulisan edisi ini dengan ustad yusuf mansyur? betul sekali, Semua terinspirasi pada pemikiran
beliau. Namun
bukan iritnya melainkan dermanya. Sodakohnya. bahwa bila bersodaqoh sebenarnya kita tidak boros. Dengan berderma bukan kita
malah membuang-buang uang. Bahwa ada balasan sebenarnya dari berderma. dan kata beliau memang itu
sudah ada janjinya dalam kitab suci.
Matematika
shodakoh dr ustadz yusuf malah mengemukakan bahwa akan ada balasan sebanyak sepuluh kali lipat atas yang
diberikan sodakoh. Semisal kita punya Rp 10.000
seribu darinya kita sedekahkan. Menurut matematika sedekah uang
tersebut akan menjadi Rp.19.000. Jadi bukan menjadi Rp 9000 seperti perhitungan
matematika biasa. Matematika ini di ambil dari Alqur’an An ‘Anam ayat 160. “Barangsiapa
membawa amal yang baik,maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya....” bila yang kita Sodakohkan Rp 2000 maka uang kita
akan menjadi Rp 28.000, jika kita sodakohkan Rp 3000 maka akan menjadi Rp 37000,
begitupun seterusnya. Bayangkan bila kita sodakoh lebih besar lagi semisal
1jt atau 10 jt. Weleh weleh kita bakal
kesulitan menyimpan uangnya.
Percaya?
kalau tidak percaya jangan mengaku beriman. karena itu memang aturanya Allah pada
kitab suci. Ingat
rukun iman yang ke empat kan?
Penjelasan lebih ekstrim
lagi ada di surah Al-Baqarah yang menerangkan bahwa orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah nafkahnya itu adalah seperti sebutir benih
yang menumbuhkan 7 tangkai; pada tiap-tiap tangkai seratus biji. Bayangkan Allah menjamin penderma dengan tujuh ratus kali atas setiap
sodakoh yang
diberikan. Tak
tanggung tanggung bukan? Kalau kita berderma didasari atas sikap iklas, dia akan berkembang menjadi
tujuh ratus kali lipat banyaknya.
Namun
ada beberapa orang yang tak bisa begitu saja meyakini hal tersebut. Terlebih jika itu di alaminya
sendiri, dimana
ia telah banyak berderma namun balasan yang sudah dijanjikan tak kunjung bertandang.
Bolehlah
seperti itu. Namun anda harus yakin bahwa setiap perbuatan baik harus di lakukan dengan
cara yang baik
pula.
Ustadz Yusuf mansyur pun memahami kegagalan pembalasan derma itu. Bukan karena kesalahan dalam sodakohnya, namun lebih karena jalan untuk mendapatkan itu yang mesti di reparasi. Beliau
juga menyinggung adanya ibadah ibadah tambahan untuk memancing balasan itu
turun dari langit. Dalam bahasa beliau adalah syarat dan
ketentuan berlaku. Yap, dalam melakukan proses derma kita harus melakukan
sesuai dengan petunjuk yang sudah di tetapkan dari pabriknya. Misal barang yang di dermakan haruslah barang yang bagus sukur sukur kalau yg kita sukai, secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri
kita tak memergoki saat tangan kanannya berderma.
Saat
aturan mainnya sudah benar, tinggal masalah waktu Allah
akan membalas dengan janjinya. Janji kepada orang-orang yang irit dan tak kikir dalam berderma. Salam....
Bumi
mahapatih, 240113
0 komentar :
Post a Comment
Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam
Thank....