Saya adalah salah satu di antara berjuta penonton Indonesia yang kecewa setelah acara pengajian Ustadz Yusuf Mansyur (YM) di TV setiap pagi itu sudah tidak ada lagi. Acara sebagus ini ternyata masih saja tidak bisa meyakinkan ANTV untuk terus memperpanjang kontrak penayangannya.
Kekecewaan saya berlipat manakala saya mulai mendengar heboh pemberitaan usaha ustadz YM di permasalahkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Katanya sih, usaha ini terindikasi investasi bodong.
Padahal saya hakul yajin seyakin-yakinnya bahwa tak ada sama sekali niatan ustadz YM untuk menipu jamaah. Apalagi dengan menggunakan istilah terlalu negatif seperti BODONG. Belakangan memang diketahui kalau tidak ada sama sekali pengaduan dari masyarakat tentang usaha ini, hanya legalitasnya perlu sedikit diperjelas.
Padahal saya hakul yajin seyakin-yakinnya bahwa tak ada sama sekali niatan ustadz YM untuk menipu jamaah. Apalagi dengan menggunakan istilah terlalu negatif seperti BODONG. Belakangan memang diketahui kalau tidak ada sama sekali pengaduan dari masyarakat tentang usaha ini, hanya legalitasnya perlu sedikit diperjelas.
Dari beberapa kesempatan yang saya ikuti pada ceramah, sempat berkali-kali beliau mengutarakan cita-cita beliau sebagai seorang ustadz yang ingin melihat kemajuan yang signifikan pada kondisi perekonomian umat. Di lain sisi beliau juga prihatin dengan keadaan perekonomian negara yang kacau balau karena terlalu dikuasai oleh kaum kapitalis dari belahan dunia lain. Menurutnya, banyak sumber daya alam Indonesia, dan peluang-peluang bisnis di Indonesia justru dinikmati bukan oleh rakyat Indonesia sendiri.
Berangkat dari kegelisahan itu saya menyimpulkan bahwa ada beberapa mimpi beliau yang terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan seperti ini.
“Bagaimana ya, jika saham-saham perusahaan Indonesia ini bisa dikuasai kembali, betapa makmurnya umat.”
“Bagaimana ya, jika umat potensi-potensi bisnis di Indonesia itu bisa dikembangkan sendiri dengan modal sendiri sehingga nantinya tidak usah menggunakan tenaga dan dana asing?”
“dll”
Dan Bismillah, dengan bekal keyakinan beliau berencana untuk benar-benar mewujudkan cita-citanya dengan jalan menghimpun dana umat untuk membiayai proyek-proyek besar beliau. Proyek itu akhirnya dinamai patungan usaha dan patungan aset. Dua program ini nantinya akan merealisasikan mimpi-mimpi fantastis sang ustadz.
Berikut ini di antaranya mimpi-mimpi Ustadz Yusuf Mansyur tersebut :
1. Hotel Haji dan Umroh
Ini adalah mimpi ustadz yang separuh jalan, karena program ini telah mulai menampakkan hasil. Beliau
sukses mengakuisisi dua buah menara bernama Topas di dekat kawasan Bandara Soekarno-Hatta seharga Rp 150 miliar. Rencananya dua buah hotel ini akan diubah namanya menjadi Hotel Siti.
Nantinya hotel ini akan menjadi hotel haji dan umroh, Sebelum diberangkatkan ke tanah suci, peserta haji dan umroh akan transit dulu di hotel ini. Sehingga akan memudahkan mereka untuk berangkat ke tanah suci. Hotel ini juga akan di desain sebagai hotel islami yang bebas dengan konsep hotel konvensional yang kurang ketat dengan aturan agama.
Inilah buah usaha YM, Hotel Haji dan Umroh |
Nantinya hotel ini akan menjadi hotel haji dan umroh, Sebelum diberangkatkan ke tanah suci, peserta haji dan umroh akan transit dulu di hotel ini. Sehingga akan memudahkan mereka untuk berangkat ke tanah suci. Hotel ini juga akan di desain sebagai hotel islami yang bebas dengan konsep hotel konvensional yang kurang ketat dengan aturan agama.
2. Ladang Minyak Kazahkstan
Di samping hotel, dalam situs Patungan Usaha, Ustadz YM juga bercita-cita dapat menggarap ladang minyak di Kazakhstan, yang belum digarap negaranya sendiri. Menurut informasi dari kolega ustadz di Pertamina mengatakan, butuh investasi hingga Rp 1 triliun untuk menguasai ladang minyak di Kazakhstan itu.
3. Stasiun Televisi Swasta Islami
Mimpi ustadz YM yang ketiga adalah memiliki stasiun TV sendiri. Sudah barang tentu stasiun TV ini bernafaskan islam. Menurut dia, umat Islam sudah lama merindukan punya TV sendiri, yang sesuai dengan nafas umat.
Rencaanya TV itu berasal dari 2 stasiun TV swasta nasional yang kabarnya akan dijual oleh pemiliknya sebesar 10 triliun.
Seperti pengakuan ustad sendiri berikut ini. "Giliran ada yg dijual, kita ga bisa apa-apa. Dulu teriak-teriak ‘Ayo dong bikin tv, ayo dong bikin tv’. Nah, ada tv yang dijual, meneng wae, he he he. Meneng wae tuh bahasa kawan saya, artinya: diem aja. Sebab semua merasa itu Rp 10 T darimana? Padahal kan bisa. Patungan!” Itu jawabannya.
dua TV nasional itu adalah TV one dan AN-TV, meski belakangan kabar penjualan itu dibantah Aburizal Bakrie, pengendali Grup Bakrie pemilik dua TV nasional itu.
4. Multi usaha di lahan Lahan 4,7 Hektare
Kali ini Ustadz Yusuf melalui program patungan usahanya bermimpi akan membeli tanah dengan luas yang sensasional, 4,7 hektar hektare di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Yusuf, di atas tanah seluas 4,7 hektare itu dia akan segera menggarap perkantoran, pergudangan, pendidikan, rest area, water-boom, rekreasi, pusat kuliner, masjid, dan lain-lain.
5. Investasi Sawah di Sukabumi
Agak sedikit beda dengan patungan usaha, Program Ustadz Yusuf kali ini adalah Patungan Aset. Yusuf menawarkan sawah kepada para nasabah yang lantas akan dikelola dan hasil dari sawah tersebut disumbangkan kepada orang yang kurang mampu.
Tanah tersebut terletak di Sukabumi, ini akan menjadi pilot percontohan untuk kelanjutan programini.
6. Memiliki Mayoritas Saham Bank Muamalat
Ustadz dan Pak Dahlan sering terlibat diskusi |
YM, kata pak Dahlan melanjutkan, ingin agar saham mayoritas Bank Muamalat kembali dikuasai Indonesia. Saat ini lebih dari 50 persen saham Bank Muamalat dikuasai pemodal asing. Sebanyak 32,7 persen saham dikuasai Islamic Development Bank, sedangkan 19 persen dan 17 persen lainnya dipegang oleh Atwill Holdings Limited dan National Bank of Kuwait.
7. Membeli Bank Mutiara
Secara realistis menurut Pak Dahlan, membeli bank muamalat masih sulit dilakukan. Lelaki kelahiran Magetan itupun menyarankan untuk membeli bank mutiara saja karena bank itu masih dalam keadaan kurang stabil.
"Saya bilang, ayo beli Bank Mutiara karena sulit untuk membeli Bank Muamalat. Setelah dibeli namanya diganti jadi Bank Syariah Indonesia," kata Pak Dahlan di kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Kamis 18 Juli 2013. Dahlan mengatakan wacana ini tengah dirampungkan oleh sebuah tim.
--------- ^_^ ---------
Itulah mimpi-mimpi Ustadz YM yang memang terdengar keren dan terkesan Utopis. Oleh beberapa kalangan mimpi-mimpi inilah yang membuat usaha Ustadz YM dikira tidak realistis sehingga dituduh investasi bodong. Bagaimanapun diperlukan dana yang bernilai fantastis untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Namun beliau santai saja menanggapi ini. Toh dia sendiri punya jurus yang cukup logis mengenai mimpi-mimpi itu. Prinsipnya seperti yang pernah ia utarakan
“Duit kecil, rame-rame beli aset BESAR”. Jika aset bernilai milyaran kalau ditanggung 1 orang pasti berat, tapi jika banyak yang patungan angka tersebut bukan mustahil untuk dilampaui.
Lagian semua ini beliau sandarkan dalam rangka ibadah dan sedekah. Insya Allah jika semua diniatkan untuk itu, Allah pasti akan tolong. Orang mau bilang apa kalau Allah sudah bilang “ Jadi!” maka Jadilah!”
Jadi mimpi ustad YM ini bukan hanya sekadar mimpi di siang bolong, Tapi memang benar-benar mimpi di malam hari, artinya mimpi-mimpi fantastis ustad Yusuf Mansyur itu bisa saja akan come true! (Semoga mimpi saya yang ini juga terkabul).
Seperti apa yang ia katakan, “Ngimpi aja dulu. Habis itu pray, dan action dah. Dan ini kan bukan sekedar dream biasa. Dah, ada actionnya!." Insya Allah.
bumi mahapatih, 240713
wow, info yang sangat luar biasa
ReplyDelete