Saturday 27 July 2013

Menambah Nilai Tambah Anda

menambah-nialai-tambahSudah lama sekali saya tidak membuat postingan yang bertema motivasi seperti awal-awal saya nulis di blog ini. Mungkin sekarang lah saatnya untuk menambah perbendaharaan artikel ditema wisdom agar semakin bervariasi. 

Baiklah! Mari kita awali tulisan ini dengan sebuah kesamaan. Anda dan saya ada satu kesamaan. Sama-sama berasal dari seorang bayi yang mulanya hanya punya satu kemampuan yang sangat handal dilakukan oleh maklhuk lemah. Kemampuan menangis. Lapar menangis, kenyang menangis, pipis menangis, baung air besar menangis dan lain-lain. 

Itulah jurus andalan kita. Kemampuan kita pada mulanya hanya itu, lalu bersamaan dengan bertambahnya usia. Kita bisa mulai melihat, mata kita mulai mengenal warna, mengenal bentuk dan orang-orag yang selalu ada di sekitar kita. Kita-kata yang bisa kita ucapkan yang mulanya hanya auwhuwa dan sebagainya kini menjadi agak terang. Bahkan bisa berucap mamma atau maem…. 

Saat kaki-kaki kita kuat, itulah pada mulanya kita mulai mengeksplor rumah kita. Nampaknya kita belum terima dengan hanya melihat-lihat di dalam rumah saja. Rasa ingin tahu pada dunia luar membuat kita sangat gigih untuk belajar berjalan. Walau jalan kita agak goyah dan sesekali terjatuh, tapi itu tak pernah menyurutkan langkah kita untuk terus berusaha. 

Pelajaran masa kecil kita sesungguhnya adalah pelajaran perjuangan kita menambah nilai tambah. Bagaimana perkembangan kita dari bayi yang hanya bisa menangis menjadi punya keahlian lain berupa mengucapkan kata-kata dengan baik, lalu keahlian kita meningkat lagi menjadi bisa merangkak dan berjalan. 

Semakin dewasa keahlian demi keahlian terus bertambah dan bertambah. Sehingga mengantarkan kita menjadi manusia yang boleh dibilang matang. Masalah akan muncul manakala kita ada di fase ini. Saat kita telah bisa berdiri di kaki sendiri, bisa mencari uang, mempunyai istri dan anak, dan punya sepetak rumah untuk berteduh. Sebagian besar orang mungkin menganggap fase ini adalah Peak of life, puncak dari perjalanan manusia. Fase di mana kita mungkin berujar “ yah, cukuplah…” Istri punya, anak sudah, rumah ada, mobil tersedia. Apalagi coba? 

Jangan-jangan orang itu anda? Atau justru saya? 

Kata orang hidup kalau tidak berubah maka akan tergilas, kata pak ustadz hijrahlah, dan kata ahli bisnis inovasi atau mati. Itulah hukum alam. Kita akan terus berkembang, terus dan terus. 

Pertanyaannya apakah kita mau berkembang. Liat tiga paragraf di atas. Baca lagi. Kita sedang memperbincangkan Puncak dari kehidupan di mana pada fase itu perkembangan kita terasa akan lambat. Bahkan malah ada yang menurun. Mungkin faktor kemapanan dan penambahan usia yang semakin banyak membuat kita lalu berfikir. “ Yah, cukuplah…” hidup kita jalani dengan apa adanya. 

Ada cerita seorang kakek yang tak berhenti kuliah walau dia sudah menginjak usia yang sangat renta. Ia tetap gigih belajar, menaggalkan rasa gengsi dan malu untuk mendapatkan predikat sebagai sarjana. Dan akhirnya ia benar-benar menjadi sarjana. Sarjana tertua dari rata-rata teman studinya kala itu. 

Nah, apa jadinya dengan kakek tua itu jika ia menuruti keinginan sebagian besar orang untuk tidak usah melanjutkan kuliah, dia hari ini tak akan mungkin menjadi seorang sarjana. Namun bukan pilihan itu yang ia ambil. ia berusaha agar setiap hari ada ilmu dan perubahan baik terjadi padanya. Dia ingin terus menambah nilai tentang dirinya. Menambah nilai tambah. 

Belajar dari cerita itu, tak pantaslah jika kita malas merubah diri dari hari kehari. Menambah terus keahlian dan kemampuan dalam bidang apapun. Tidak boleh malas untuk mengembangkan diri kita asal itu positif. Jika kita seorang pengajar, jangan biakan anda hanya bisa mengajar, tapi anda bisa mengembangkan diri anda ke bidang even organizer, melatih fokal anda untuk menjadi MC atau apapun. Jika anda seorang perawat jangan biarkan anda hanya punya kemampuan standart dalam merawat atau menangani pasien. Tambah nilai tambah anda dengan mengikuti seminar, pelatihan, dan sebagianya. Demikianjuga dengan bidnag pekerjaan yang lainnya. 

Penambahan nilai tambah itu bukan hanya sempit pada bidang yang anda kerjakan sehari-hari. Sama sekali anda tidak salah jika anda juga punya hobi, kegemaran atau pekerjaan lain yang jauh dari bidang yang anda kuasai. 

taufik-ismail-tokoh-muliti-talenta
Taufik Ismail, Tokoh multi talen
Kita tentu bisa bercermin dari tokoh-toko besar yang telah kita kenal. Sebut saja Taufik Ismail. Dia sebenarnya adalah seorang dokter hewan, naumun hobi yang ia geluti dan akrabi menjadikan namanya besar sebagai seorang penyair. Bidang yang sama sekali berbeda dengan disiplin ilmu yang ia pelajari semasa kuliah. 

Demikian juga tompi, penyanyi jazz yang mempunyai suara khas itu. Selain menjadi penyanyi dia adalah seorang dokter, tepatnya spesialis bedah kulit. Dia bisa mensinkronkan waktunya sehingga dua profesi ini bisa seiring sejalan sama maksimalnya. Banyak sekali tokoh-tokoh dunia yang mempunyai nilai tambah berlebih sehingga mereka bisa dikenal tidak hanya sebagai seorang yang ahli di bidang studi tertentu, tapi juga bisa memberikan sumbangsih di bidang lain. 

Dan Nabi Muhammad, manusia mulia itu, ah tak ada yang bisa menggambarkan nilai tambah lelaki jujur itu. Selain sebagai kepala pemerintahan, beliau juga terkenal sebagai seorang pendakwah, dan panglima perang. Masa kecilnya di habiskan menjadi pedagang sedang ketika beliau menikah, Muhammad terbukti sukses menjadi seorang kepala rumah tangga yang brilian. Beliau di segani baik kawan maupun musuh. Saking banyaknya nilai tambah yang ada pada diri beliau. 

Lalu bagaimana halnya dengan kita? Ini hanya tentang sebuah pilihan. Terus menambah nilai tambah kita atau hanya cukup sekian saja. 


Bumi mahapatih,220713

0 komentar :

Post a Comment

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....