Kecelakan
penerbangan Indonesia baru-baru ini telah ter-up to date oleh gagal mendaratnya Singa Udara atau pesawat Lion Air
di bandara Ngurah Rai, Denpasar Bali, (13/4/2013). Pihak Lion air mengira bahwa
ini terjadi karena cuaca buruk pada saat pendaratan. Namun beberapa pengamat
penerbangan memperkirakan hal ini karena adanya sebuah human Eror yaitu kesalahan pilot sendiri yaitu M Ghozali. Karena
itu pilot tersebut telah menjalani tes urine untuk mengetahui apakah pilot
dalam kesadaran penuh atau sedang dalam pengaruh minuman keras atau narkoba.
Hal
ini cepat-cepat disanggah oleh manajemen Lion air, mereka mengklarifikasi bahwa
pilot dalam keadaan sehat.Dijelasan pula bahwa pilot M Ghozali adalah salah
satu pilot senior Lion Air dengan jam terbang tinggi ( sekitar 1200 jam
terbang), sehingga faktor human error
seharusnya menjadi sangat kecil. Baru-baru ini kecurigaan adanya kesalahan
manusia dalam kasus Lion Air inipun di sangkal pula oleh hasil tes urine yang
menyatakan bahwa di dalam tubuh M Ghozali tidak terkandung bahan alkoholik
ataupun psikotropika.
Publikpun
bertanya-tanya kembali kenapa Lion air gagal mendarat? Setelah faktor human
error mental muncul pertanyaan lain yaitu apakah pesawat Lion Air tidak layak
terbang? Lagi-lagi pihak Lion air menyangkal, ini berdasarkan fakta bahwa pesawat
ini berjenis Boeing 737-800 NZ baru saja di produksi setahun silam dan baru
saja terbang 2 bulan saja. Mana mungkin pesawat sebaru ini bisa mengalami
kerusakan mesin?
Namun
bila dirunut lewat pengalaman tebang Lion air, baca di sini sejarah kecelakaan Lion Air mungkin kita pantas mempertanyakan kelayakan
terbang pesawat-pesawat Lion air. Coba di tengok beberapa insiden kecelakaan
yang menimpa Lion air beberapa tahun silam. Ini membuktikan bahwa kesalahan
mesin/pesawat tidak bisa di nafikkan walaupun pesawat ini baru saja di
produksi. Kesalahan-kesalahan itu seharusnya lebih dilihat sebagai referensi
oleh beberapa maskapai penerbangan Indonesia untuk membeli pesawat.
Namun
tetap saja mereka lebih mempercayai pabrikan pesawat luar negeri macam Boeing
dan Airbush. Buktinya Lion air baru saja melakukan transaksi pembelian pesawat
dengan nominal yang fantastis. Mereka
harus mengeluarkan US$ 20 miliar (Rp 194,1 triliun) untuk membeli 201 unit
pesawat jet medium A320 dengan Airbus. Demikian juga merpati telah lama
menggunakan MA-60 buatan Xi’an Aircraft International Company, peusahaan
dirgantara asal China, yang akhirnya jatuh juga. Padahal mereka perlu menengok
lagi pada bumi yang mereka injak sekarang. Bahwa negeri ini punya PT Dirgantara
Indonesia ( dulu bernama IPTN ) yang terus memproduksi pesawat dengan kualitas
mumpuni.
Bagaimana dengan pesawat besar seperti Boeing dan Air Bush? Apakah Indonesia mampu memproduksinya sendiri? Mungkin pertanyaan itu bisa di jawab , Sonny Ibrahim sebagaimana telah di lansir detik Finance, Kmias (2803/2013) “ Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti air bush dan boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat? Siapa yang mau beli?” Jadi sebenarnya kalau merpati dan Lion Air mau memesan, PT DI sanggup memenuhinya
Bagaimana dengan pesawat besar seperti Boeing dan Air Bush? Apakah Indonesia mampu memproduksinya sendiri? Mungkin pertanyaan itu bisa di jawab , Sonny Ibrahim sebagaimana telah di lansir detik Finance, Kmias (2803/2013) “ Siapa bilang kita tidak bisa buat pesawat seperti air bush dan boeing? Jawabannya sangat bisa. Tapi mau atau boleh kita buat? Siapa yang mau beli?” Jadi sebenarnya kalau merpati dan Lion Air mau memesan, PT DI sanggup memenuhinya
Ini
lah negara yang tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Padahal di negara
ini telah mampu memproduksi pesawat yang kualitasnya tidak pernah mengecewakan.
Kepercayaan atas pesawat-pesawat Indonesia itu justru datang dari negara-negara
lain yang telah memesan dan membeli pesawat atau helikopter itu dari Indonesia.
Anda layak
tahu pesawat-pesawat lokal apa saja yang telah mendunia dan mengambil hati para
perusahaan penerbangan di dunia. Inilah pesawat pesawat tersebut :
N-250 ( Gatot Kaca )
Seperti diketahui N250 adalah pesawat untuk penerbangan sipil yang dibangun oleh IPTN ( nama lama PT DI ) ini akhirnya kandas pada pertengahan tahun 1998 saat Indonesia diguncang krisis moneter dan oleh IMF diminta proyek ini dihentikan. Namun penilaian lain mengatakan penghentian proyek N-250 ini karena ada negara besar yang menilai N-250 bisa berdampak besar dan menguasai industri penerbangan di dunia sehingga mengganggu eksistensi mereka. Sekarang N-250 akan di kembangkan lagi oleh Ilham Habibie anak dari BJ Habibie, pendiri IPTN.
CN-235 ( Tetuko )
CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan
dua mesin turbo-prop dan berpenumpang 35. Pesawat ini dikembangkan bersama
antara CASA di Spanyol dan IPTN, sebagai pesawat terbang regional dan angkut
militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut
pasukan yang.
Seperti pendahulunya, pesawat CN-235 diberi nama Tetuko, tokoh dalam cerita pewayangan. Pesawat ini diterbangkan pertama kali untuk tujuan komersil pada tanggal 1 Maret 1988. Pesawat ini termasuk yang paling laris manis di pasaran terutama yang versi militernya yaitu CN 235-MPA (Maritime Patrol Aircraft) .
Seperti pendahulunya, pesawat CN-235 diberi nama Tetuko, tokoh dalam cerita pewayangan. Pesawat ini diterbangkan pertama kali untuk tujuan komersil pada tanggal 1 Maret 1988. Pesawat ini termasuk yang paling laris manis di pasaran terutama yang versi militernya yaitu CN 235-MPA (Maritime Patrol Aircraft) .
Sebut saja Brunei, Arab saudi, Uni Emirat arab,
Afrika selatan, Chili, Spanyol, Gabon, Papua nugini, Turki , ekuador, dan
prancis telah melengkapi kendaraaan militernya dengan pesaawat ini. Bahkan
Amerika, tempat di mana Boeing di produksi, ikut latah membeli pesawat ini
sebagai pesawat penjaga pantai.
N-2130
N-2130 adalah tipe pesawat jet yang hendak
dikembangkan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada masa jaya
perusahaan tersebut di pertengahan 1990-an. Pengembangan pesawat jet komuter
dengan jumlah penumpang antara 80–130 orang itu mungkin terinspirasi pesawat
yang dikembangkan perusahaan pesawat terbang Brasil,Embraer. Bedanya, Embraer
sekarang ini menghasilkan pesawat Embraer Regional Jet (ERJ) yang banyak
digunakan perusahaan penerbangan Amerika Serikat (AS), terutama untuk shuttle flight pada jalur-jalur padat
Boston, New York, Washington DC, dan Miami.
Setali tiga uang dengan N-250, N-2130 ternyata
hanya menjadi mimpi karena terkubur krisis moneter 1998. Sebagai rentetan
krisis tersebut, pemerintah harus menghentikan bantuan kepada IPTN sebagai
bagian kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Hari ini, lebih dari 15 tahun sejak krisis
moneter, kita berada pada posisi yang jauh lebih baik dan siap untuk
menghidupkan kembali proyek tersebut. Mungkin ini momen tepat untuk
menghidupkan kembali pesawat ini yang sempat mati suri.
NC-212
NC-212 adalah
sebuah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang dan
diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat jenis ini juga
telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.
Bahkan pada bulan Januari 2008, EADS CASA ( perusahaan pesawat-nya Spanyol )
memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara
Indonesia di Bandung. PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan
pesawat yang mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik
pembuat utamanya di negeri Spanyol sana.
Pesawat Casa
NC 212-200 dalam perkembangannya di modifikasi untuk tujuan pembuatan hujan
buatan di titik titik tertentu yang membutuhkan hujan. Guna melengkapai
fungsinya tersebut pesawat ini telah di lengkapi dengan teknologi canggih
berupa Radar cuaca dan GPS.
N-219
Pesawat ini
adalah pengembangan dari NC 212, N-219 adalah pesawat generasi baru, yang
dirancang oleh Dirgantara Indonesia dengan multi guna. Pesawat ini bisa menjadi
pesawat pengangkut juga bisa sebagai pesawat kargo. Tekonologi yang digunakan
pun sudah modern. N-219 memiliki volume kabin terbesar di kelasnya di lengkapi
dengan pintu fleksibel . N-219 melakukan uji terbang di laboratorium uji
terowongan angin pada bulan Maret 2010.
Prospek N-219
sangat cerah, mengingat Indonesia adalah negara Kepulauan luas yang teritorinya
di pisahkan oleh laut. Saat ini, penerbangan perintis di beberapa wilayah
Nusantara seperti Papua masih menggunakan pesawat-pesawat produksi lama,
seperti Twin Otter. Beberapa unit yang ada telah tidak layak pakai sehingga
diperlukan pesawat yang lebih modern.Keberadaan pesawat ini kelak akan
menggantikan pesawat perintis model lama tersebut.
Karenanya, sejak
tahun 2006, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengembangkan pesawat N219
berkapasitas 19 orang. Pesawat ini mampu mendarat di landasan yang pendek
sehingga bisa diaplikasikan di wilayah terpencil dengan lahan terbatas, Pesawat
ini juga dirancang bisa membawa bahan bakar tambahan, sehingga tidak usah
sering-sering mendarat ditempat pengisian bahan bakar.
Agar tidak
mengalami kegagalan seperti pesawat CN 250, pihak PT DI akan memproduksi
pesawat berdasarkan order. "Kedepannya akan buat 25 unit dulu dan
mengupayakan seluruhnya terjual dahulu. Pesawat ini juga ditargetkan bisa
dipasarkan ke negara lain yang masih membutuhkan, misalnya negara-negara di
Afrika.
Nah, hebat bukan negara anda
bernama Indonesia ini?
Selain pesawat –pesawat di atas,
PT DI Telah bekerja sama dengan beberapa negara untuk membuat pesawat. PT DI
menggandeng negara-negara lain karena dengan tujuan bisa saling bertukar
teknologi. Misalnya kerja sama PT DI dengan perusahaan korea dalam pembuatan
pesawat tempur jenis T-50. ( wah, mungkin di masa datang kita tak perlu lagi
membeli Sukhoi-nya Rusia dong )
Diluar pesawat PT DI telah
berhasil membuat helikopter yang telah di beli oleh perusahaan asing maupun
lokal. Yang lebih membanggakan lagi adalah ditandatanganinya kerja sama antara
PT DI dan Air Bush perusahaan pesawat kapasitas besar Prancis dalam pembuatan
pesawat dan berbagai macam komponen, baca di kerjasama PT DI dengan Air Bush
Karena itulah, seharusnya tak ada
alasan lain untuk tidak percaya diri, untuk tidak mencintai produk-produk sendiri.
Bahwa Indonesia sebenarnya mampu memproduksi pesawat dan kewajiban masyarakat
Indonesia sendirilah untuk mendukungnya sekuat tenaga.
Bumi mahapatih, 150413
0 komentar :
Post a Comment
Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam
Thank....