Felix Siauw. Ustadz kok Sipit?

Sungguh rasial sekali pertanyaan di atas. Tapi biar saja. Biasanya kalau dengar SARA, banyak sekali yang tertarik baca. ^_^ 

Selama ini saya mendengar gelar ustadz selalu identik dengan orang-orang berbau timur tengah. Baik itu memang secara nasab keturunan atau pula dari nama. Contohnya kita mengenal ustadz Ahmad al habsyi, beliau memang keturunan arab dengan wajah yang tidak bisa di katakana pribumi. Loh kok, sekarang ustadz nya sipit, sih? Apalagi kalau melihat sedikit ke atas kepalanya. sepertinya beliau lebih meyakinkan jadi biksu. ^_^ 

Masih menurut hemat saya, bahwa ustads yang selama ini beredar memiliki nama yang megah dengan nama yang masih ke arab-araban seperti ustadz Yusuf Mansyur, Arifin Ilham, Subkhi al-bukhori, Zaky Mirza, Bakhtiar Nashir, Jefri Al-bukhori(Alm.) atau ustadz kawakan selevel mendiang KH zainudin MZ. Loh, kok ini punya nama aneh. Felix Siauw. Nama yang ‘enggak’ ustadz banget. 

Dengan beberapa ke-anehan itu, akhirnya muncul pertanyaan. Kenapa, ya. ada ustadz dari etnis tionghoa? Bukankah etnis ini lebih identik dengan halelujah-nya atau lebih dekat dengan gong zi fat choi-nya? 

Ah, buru-buru saya tersadar. Bahwa hidayah bukanlah monopoli orang arab. Islam bukanlah punya orang timur tengah saja. Semua orang punya hak untuk mendapatkan Iman Islam baik itu dari etnis melayu, kaspia, ataupun afrika, termasuk juga etnis Tiongha. 

Jadi mengidentikkan pemeluk islam teguh selalu berasal dari Arab itu pemahaman yang keliru. Jika saya menganggap bahwa orang china tak identik dengan islam, saya salah besar. Karena dalam sejarahnya justru bangsa China yang besarnya minta ampun itu, ada andil umat islam China di sana. Terkenal juga nama suku Uighur yang hampir seluruhnya ber iman Islam walau sekarang nasib mereka tertindas oleh ketidak adilan pemerintah. Paling tidak kita yang berada di tenggara ini bisa tahu bahwa Islam juga menunjukkan eksistensinya di negara mongoloid itu. Bahkan kini menurut sensus terakhir, agama islam menjadi runner-up agama paling besar pemeluknya di negara penganut komunisme itu. 

Sebenarnya agama ini dalam sejarahnya sangat dekat dengan negeri China. Lebih-lebih yangberhubungan dengan Indonesia. Konon dahulu kala Jalur Sutera adalah jalur yang dilewati perdagang arab, dan China menuju Asia tenggara. Selain pedagang arab dan India, Islam di sebarkan juga oleh pedagang China. Bukti-bukti itu masih ada sampai sekarang. Contohnya adalah beberapa masjid berarsitekur china yang banyak tersebar di Indonesia. bahkan baju koko yang sekarang terkenal sebagai baju muslim, asalnya adalah baju khas orang China . 

Seorang komodor China muslim yang gagah berani pernah singgah di beberapa pesisir negeri ini. Dengan membawa ajaran Islam ia pernah mewarnai dan membangun fondasi kereligiusan seorang muslim melalui peninggalan-peninggalan masjid beraroma China di beberapa tempat. Dialah laksamana Cheng ho. Seorang muslim sejati yang teguh memegang ajaran syariat-Nya. Selain Cheng-ho dengar-dengar salah satu dari wali songo itu adalah keturunan China. Dia adalah sunan ampel dengan nama China bong swi hoo.

Anton medan,
Muslim China Indonesia

Kita tutup lembaran sejarah masa lalu. Mari kini kita tengok masa kekinian. Anda masih ingat bukan dengan Anton medan? Ya, seorang mauallaf china mantan penjahat kelas wahid negeri ini. Namun hidayah telah mempertemukan beliau pada Islam. Bahkan ke islaman beliau kini terasa lebih terang dari kita yang terlahir sebagai Islam. 

Di bidang ekonomi kita mengenal Ustadz sekaligus Profesor. Dialah Syafi’i Antonio sang pioner ekonomi syariah di negeri ini. Pakar dalam segala jenis ilmu ekonomi islami mulai dari baitul mal sampai bank syariah. 

Kembali ke pembahasan pemuda 29 tahun sipit bernama Felix siauw. Dan kita kembali ke pertanyaan ‘kenapa ustadz kok Sipit?’ Masihkah pertanyaan ini relevan? Saya rasa kini pertanyaan itu sama nilainya dengan pertanyaan “ kenapa ustadz kok mancung?” kenapa ustadz kok hitam?” dan kenapa-kenapa lain yang menunujukkan ke egaliteran suku bahasa. Bukankah Islam hanya membedakan menurut kadar ketakwaan yang berada di dalam hati.

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah kalian dan tidak pula kepada bentuk tubuh kalian, akan tetapi Allah melihat qalbu (akal dan hati) kalian dan perbuatan kalian HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah 

Sungguh perjalanan Ustadz Felix mengenal agama ini penuh dengan godaan rintangan. Namun hidayah tak bisa ditolak, Akhirnya pada tahun 2002 beliau masuk menjadi seorang muslim. Ia bertekad benar-benar menjadi seorang muslim sejati dengan berusaha sekeras mungkin mempelajari agama barunya itu. 

Mungkin terlalu cepatnya belajar sehingga ilmu agamya kini justru melebihi kita yang lahir sebagai muslim. Kecepatannya menyerap ilmu sehingga kualitas ilmunya melebihi usianya yang saya rasa masih belum seberapa. Beliau menamai dirinya sebagai seorang inspirator muslim dengan area dakwah meliputi banyak medan. 

Felix Siauw, dalam acara Inspirasi Iman

Dakwah beliau selain dalam bentuk off-air berupa seminar-seminar, juga menggunakan sarana on-air dengan mengisi dakwah di televisi. Beliau terhitung menjadi nara sumber tetap di acara Inspirasi iman yang tayang setiap hari Kamis di TVRI pukul 23.00-00.30WIB, (Nonton ya…ada Oky juga lo…Ups!). 

Beliau juga terhitung beberapa kali di undang menjadi bintang dadakan di beberapa acara tv. Yang paling heboh waktu belaiu tembus acara hitam-putih Ramadhan kemarin. Sebuah program reality show yang uniknya di pandu seorang ilusionis non muslim bernama Deddy Corbusser. 

Seperti tak mau ketinggalan dengan ustadz lainnya, beliau juga menggunakan sarana media sosial untuk memperluas penyebaran nilai-nilai kebenaran di tengah khalayak ramai. Coba tengok beberapa akun media sosialnya yang sungguh sayang jika tidak di like. FB beliau ada di sini, yang mau dapet kultwit silahkan kunjungi ini, yang hidupnya mau plus-plus juga bisa konek dengan beliau di google plus. Yang mau lebih leluasa sedikit dengan segala pemikiran beliau tentang islam bisa di kunjungi laman resmi ustadz felix di sini. 

buah tangan ustadz felix siauw

Cara dakwah beliau yang saya suka, cerdas, analogis, kritis, dan apa adanya. Beliau tak sungkan mengatakan yang memang benar-benar di larang, misalnya masalah penggunaan jilbab yang benar. Beliau benar-benar mengatakan apa adanya sesuai dengan pemahaman ilmunya kalau yang benar ini begini yang selama ini di terapkan salah. 

Beliau juga konsen membicarakan masalah problematika umat yang mendera para remaja. Hal-hal semacam pacaran, khalwat, sex bebas menjadi santapan sehari-hari dalam status-status FB beliau. Bahkan beliau mengkhususkan membicarakan ini dalam sebuah buku yang berjudul “ Udah, putusin aja” dengan respon pembaca yang luar biasa.

Karena sepak terjangnya di belantika perustadzan. Tak salahlah kiranya publik menyandangkan gelar ustadz ke pada beliau. Terlepas beliau China atua pribumi. Karena berdakwah adalah kewajiban segala bangsa. Siapapun berkewajiban menyebarkan nilai luhur agama ini tanpa memandang suku dan ras. 

Jadi, Masihkah kita mempermasalahkan kesipitan seseorang?

 bumi mahapatih,220813