Sesaat setelah adzan
selesai, sering bimbang saya memutuskan untuk segera meninggalkan pekerjaan
sementara atau segera memenuhi panggilan-Nya. Saya tahu dari pak guru SD
saya kalau sholat awal waktu lebih utama. Saya tahu pahalanya dua puluh tuju
kali lebih besar dari sholatnya farid (munfarid). Saya tahu sholat akan lebih dan tuma’ninah lagi khusyuk. Saya tahu dan tahu. Disaat sibuk berargumen saat itu, juga iqamah telah diperdengarkan. Hadah...suasana makin runyam. Pasti sudah tidak utama lagi ya? Pasti sudah tidak dua tujuh kali lagi ya? Pasti sudah tidak khusyuk lagi ya? Tidak lagi, tidak lagi dan
tidak lagi. akhirnya sholat urung dilakukan sekarang. Nanti-nanti
sajalah....
Kadang bukan ketidaktahuan
yang membuat kita tak melakukan sesuatu yang kita anggap harus dikerjakan.
Akui saja kalau kadang kita
cinta
sekali dengan malas. Malas bersusah payah, malas menanggung
resiko dalam berbisnis. Malas segera mengerjakan laporan sesuatu yang sudah menjadi tugas kita.
Dan malas malas dalam tugas yang lain.
Sebenarnya prinsip
kehidupan ini sangat jelas dan gamblang. seperti banyak pepatah bilang seperti misalnya ‘Siapa yg menanam dia yg menuai’. Atau pepatah
yang sangat legendaris ‘Berakit-rakit ke hulu berenang renang kemudian’. Semua
mengajarkan tentang arti sebuah Action dari
kita untuk ‘melakukan’ sehingga mendapat buah dari Action kita itu. Orang jawa
timur bilang, ‘jer basuki mowo beyo’ adalah bahwa untuk sukses kita harus
bermodal. Kalau menurut saya modal disitu adalah modal mekakukan bukan melulu
diartikan uang. Melakukan utang untuk mendapat uang. Melakukan rayuan untuk
mendapatkan modal dari orangtua, melakukan presentasi agar dapat pinjaman dari
bank. Yang penting melakukan.
Seperti jika ingin
membangun rumah misalnya, di rasa dari gajian karyawan biasa belum cukup. Mengharuskan untuk menggali
sumber-sumber
pendapatan lain. Kita sebenarnya tahu kalau kita harus mencari ceperan. Tapi kita tidak mau dan malas melakukan
itu. Atau jika
ingin berhematpun bisa. karena kata slogan yg sedari kecil di hapal luar
kepala, bahwa hemat pangkal kaya. Bahwa untuk ‘punya uang’ kita harus berhemat. Namun nyatanya tetap saja latah memborong
barang di supermarket yang sedang menggelar diskon. membeli barang yg kurang
penting secara membabi buta. pengeluaran pulsa tak terkendali dan lain lain.
Kadang bukannya ketidak
tahuan yg membuat kita tak melakukan yang tidak lakukan.
Ada solusi yang ditawarkan
oleh salah satu guru motivasi tingkat sekolah eh nasional untuk segera
melakukan apa yang kita lakukan. Begini kata beliau “Bagaimana kita mengatasi rasa malas? ya jangan
malas. Bagaimana
caranya agar rajin? maka rajinlah. Bagaimana agar kita segera mengerjakan sesuatu yang harus
dikerjakan?
kerjakanlah.” He he, kedengaran malas menjawab dan agak ngaco. Tapi sebenarnya sangat masuk akal.
Selain cara di atas, coba coba saja mencoba cara ini untuk
mengenyahkan rasa malas melakukan yg harus dikerjakan. Coba ciptakan suasana
kepepet. tersudut. terjepit atau apalah. Kenapa kepepet? Karena hanya dalam kondisi
genting itulah kita
akan mengerahkan
segala kemampuan kita.
Yang pertama
kepepet waktu. Ingat, kita
menunda atau tidak melakukan sesuatu karena karena sesuatu itu memiliki jangka
waktu yang panjang, jika tak di lakukan sekarang tak akan mati, tak akan
celaka, walau sebenarnya rugi. Sholat isya adalah sholat yang paling sering di tunda karena
memang waktunya sangat panjang. Tentu beda dengan sholat magrib bukan?
Yang kedua
kepepet jalan. Disaat banyak jalan yang membentang, mula-mula kita bingung,
karena otak sudah kadung malas berfikir. Dan lebih enak santai. Maka upaya
untuk segera memutuskan jalan mana yang akan dipilih jadinya tertunda, padahal
tahu segera memilih dan berjalan adalah sikap yang lebih baik. Di saat itulah
ciptakan kondisi kepepet, bayangkan misalnya anda sedang di kejar-kejar
perampok dengan senjata pistol, lalu anda dihadapkan dengan jalan yang
bersimpang tiga. Bayangkan juga bahwa dua pilihan jalan di depan adalah jalan
buntu dan satu jalan saja yang ujungnya adalah sebuah kantor polisi. Mungkin
dengan begitu diharapkan kita segera melakukan yang harus di lakukan. Segera
memilih jalan mana yang akan di tempuh.
Semakin kepepet seseorang, semakin professional ia. Semakin ia merasa harus
segera melakukan sesuatu.
Ciptakanlah suasana seakan-akan rumah kita sedang
terbakar, dan kita harus segera mengambil air untuk menyiramnya. Ciptakan suasana seakan
akan listrik padam sehingga kita harus segera mencari lilin untuk
menyalakannya. Misalnya ketika kita malas bangun pagi-pagi, bayangkan bos kita tiba
tiba sedang berdiri di depan pintu kantor dengan muka semasam-masamnya. Misalnya ketika kita
menunda menabung tiba-tiba perusahaan kita bekerja tiba-tiba pailit dan gulung
tikar sedang kita sudah tak punya duit lagi. Misalnya kalau kita malas sholat setelah adzan berkumandang, tiba tiba izroil datang
dengan muka seram menjadikan jantung kita berhenti seketika.
Saya bukan sedang menakut-nakuti. Tapi kadang jika kita tak segera bertindak
jika tak ditakut takuti, kita tak segera mengerjakan apa
yang seharusnya dikerjakan. Karena itu jangan berpanjang-panjang, mari segera
melakukan apa yang harus segera dilakukan. Semangat!
bumi maha patih 28 11 12
0 komentar :
Post a Comment
Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam
Thank....