Saturday, 16 March 2013

Melakukan Apa Yang Harus Dilakukan


action-segera
Sesaat setelah adzan selesai, sering bimbang saya memutuskan untuk segera meninggalkan pekerjaan sementara atau segera memenuhi panggilan-Nya. Saya tahu dari pak guru SD saya kalau sholat awal waktu lebih utama. Saya tahu pahalanya dua puluh tuju kali lebih besar dari sholatnya farid (munfarid). Saya tahu sholat akan lebih  dan tuma’ninah lagi khusyuk. Saya tahu dan tahu. Disaat sibuk berargumen saat itu, juga iqamah telah diperdengarkan. Hadah...suasana makin runyam. Pasti sudah tidak utama lagi ya? Pasti sudah tidak dua tujuh kali lagi ya? Pasti sudah tidak khusyuk lagi ya? Tidak lagi, tidak lagi dan tidak lagi. akhirnya sholat urung dilakukan sekarang. Nanti-nanti sajalah....

Kadang bukan ketidaktahuan yang membuat kita tak melakukan sesuatu yang kita anggap harus dikerjakan.

Akui saja kalau kadang kita cinta sekali dengan malas. Malas bersusah payah, malas menanggung resiko dalam berbisnis. Malas segera mengerjakan laporan sesuatu yang sudah menjadi tugas kita. Dan malas malas dalam tugas yang lain.

Sebenarnya prinsip kehidupan ini sangat jelas dan gamblang. seperti banyak pepatah bilang seperti misalnya ‘Siapa yg menanam dia yg menuai’. Atau pepatah yang sangat legendaris ‘Berakit-rakit ke hulu berenang renang kemudian’. Semua mengajarkan tentang arti sebuah Action dari kita untuk ‘melakukan’ sehingga mendapat buah dari Action kita itu. Orang jawa timur bilang, ‘jer basuki mowo beyo’ adalah bahwa untuk sukses kita harus bermodal. Kalau menurut saya modal disitu adalah modal mekakukan bukan melulu diartikan uang. Melakukan utang untuk mendapat uang. Melakukan rayuan untuk mendapatkan modal dari orangtua, melakukan presentasi agar dapat pinjaman dari bank. Yang penting melakukan.

Seperti jika ingin membangun rumah misalnya, di rasa dari gajian karyawan biasa belum cukup. Mengharuskan untuk menggali sumber-sumber pendapatan lain. Kita sebenarnya tahu kalau kita harus mencari ceperan. Tapi kita tidak mau dan malas melakukan itu. Atau jika ingin berhematpun bisa. karena kata slogan yg sedari kecil di hapal luar kepala, bahwa hemat pangkal kaya. Bahwa untuk ‘punya uang’ kita harus berhemat. Namun nyatanya tetap saja latah memborong barang di supermarket yang sedang menggelar diskon. membeli barang yg kurang penting secara membabi buta. pengeluaran pulsa tak terkendali dan lain lain.

Kadang bukannya ketidak tahuan yg membuat kita tak melakukan yang tidak lakukan.

Ada solusi yang ditawarkan oleh salah satu guru motivasi tingkat sekolah eh nasional untuk segera melakukan apa yang kita lakukan. Begini kata beliau “Bagaimana kita mengatasi rasa malas? ya jangan malas. Bagaimana caranya agar rajin? maka rajinlah. Bagaimana agar kita segera mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan? kerjakanlah. He he, kedengaran malas menjawab dan agak ngaco. Tapi sebenarnya sangat masuk akal.

Selain cara di atas, coba coba saja mencoba cara ini untuk mengenyahkan rasa malas melakukan yg harus dikerjakan. Coba ciptakan suasana kepepet. tersudut. terjepit atau apalah. Kenapa kepepet? Karena hanya dalam kondisi genting itulah kita akan mengerahkan segala kemampuan kita.

Yang pertama kepepet waktu. Ingat, kita menunda atau tidak melakukan sesuatu karena karena sesuatu itu memiliki jangka waktu yang panjang, jika tak di lakukan sekarang tak akan mati, tak akan celaka, walau sebenarnya rugi. Sholat isya adalah sholat yang paling sering di tunda karena memang waktunya sangat panjang. Tentu beda dengan sholat magrib bukan?

Yang kedua kepepet jalan. Disaat banyak jalan yang membentang, mula-mula kita bingung, karena otak sudah kadung malas berfikir. Dan lebih enak santai. Maka upaya untuk segera memutuskan jalan mana yang akan dipilih jadinya tertunda, padahal tahu segera memilih dan berjalan adalah sikap yang lebih baik. Di saat itulah ciptakan kondisi kepepet, bayangkan misalnya anda sedang di kejar-kejar perampok dengan senjata pistol, lalu anda dihadapkan dengan jalan yang bersimpang tiga. Bayangkan juga bahwa dua pilihan jalan di depan adalah jalan buntu dan satu jalan saja yang ujungnya adalah sebuah kantor polisi. Mungkin dengan begitu diharapkan kita segera melakukan yang harus di lakukan. Segera memilih jalan mana yang akan di tempuh.

Semakin kepepet seseorang, semakin professional ia. Semakin ia merasa harus segera melakukan sesuatu.

Ciptakanlah suasana seakan-akan rumah kita sedang terbakar, dan kita harus segera mengambil air untuk menyiramnya. Ciptakan suasana seakan akan listrik padam sehingga kita harus segera mencari lilin untuk menyalakannya. Misalnya ketika kita malas bangun pagi-pagi, bayangkan bos kita tiba tiba sedang berdiri di depan pintu kantor dengan muka semasam-masamnya. Misalnya ketika kita menunda menabung tiba-tiba perusahaan kita bekerja tiba-tiba pailit dan gulung tikar sedang kita sudah tak punya duit lagi. Misalnya kalau kita malas sholat setelah adzan berkumandang, tiba tiba izroil datang dengan muka seram menjadikan jantung kita berhenti seketika.

            Saya bukan sedang menakut-nakuti. Tapi kadang jika kita tak segera bertindak jika tak ditakut takuti, kita tak segera mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Karena itu jangan berpanjang-panjang, mari segera melakukan apa yang harus segera dilakukan. Semangat!

bumi maha patih 28 11 12

0 komentar :

Post a Comment

Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam

Thank....