David Becham, Pemain Bola yang Terkenal karena gangguan Jiwa

Mungkin banyak yang tidak terima saya tulis judul di atas? Terutama para fans fanatik David Beckham atau fans klub sepak bola yang pernah dibela pria 38 tahun itu seperti MU, Real Madrid atau LA Galaxi. Tapi Ciyus! Saya bukan sedang membual!

Ceritanya begini, Pria yang sering di panggil Bec ini adalah gelandang yang terkenal dengan umpan-umpannya. Seringkali umpan-umpannya itu memanjakan para striker klub yang di belanya, baik itu ia lepaskan saat bola mati atau open play. Tak jarang gelandang flamboyan ini juga mencetak gol sendiri. Sebagian besar gol-golnya tercipta dari tendangan bebas dan tendangan 12 pas. Tendangan Bec memang terkenal akurat, keras dan selalu menyulitkan penjawa gawang untuk menangkapnya.

Tahu tidak? Kemampuan itu ia dapatkan bukan dari sim salabim, abrakadabra, atau tindakan instan lainnya. Tapi kehebatan tendangan bebas dan umpannya berasal dari kerja keras yang ia lakukan. Ia berlatih keras lebih dari pemain lain. Bahkan saat semua rekan timnya istirahat, ia masih berlatih. Saat semua tidur, ia masih berlatih, bahkan mungkin saat Bec tidurpun, ia masih berlatih. He3

Faktanya, siapa menyangka kerja keras Bec dalam latihan menendang bola itu karena ia terkena OCD (Obsessive Compulsive Disorder), sebuah gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya terserang pikiran-pikiran irasional sehingga sang penderita melakukan kegiatan yang diyakininya bisa mengusir rasa cemas itu secara berulang-ulang, setidaknya itu yang dikatakan Profesor Kevin Gourmay setelah

menangkap adanya gejala-gejala gangguan OCD pada diri Beckham.

Lebih lengkapnya tentang OCD bisa di baca di sini tentang OCD   Belum percaya kalau Bec kena gangguan jiwa? Coba simak pengakuannya dalam sebuah wawancara TV yang pernah ia lakoni "Saya sudah mendapat gangguan obsesif kompulsif dimana saya harus memiliki segalanya dalam garis lurus atau semuanya harus berpasangan." Tuh kan....percaya aja deh....

Inti dari gangguan ini adalah selalu mengulang-ngulang sesuatu yang dianggapnya kurang sempurna untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Dan tindakan mengulang-ngulang inilah yang menyebabkan begitu gigihnya Bec melatih tendangan bola matinya. Dia seorang perfeksionis. Belum akan berhenti jika tendangannya belum sesuai dengan apa yang ia inginkan. Nah, Bec merasa bahwa tendangannya selalu kurang akurat, makanya ia selalu mengulang dan mengulang tendangannya sampai ia puas atau sampai ia kelelahan yang amat sangat.

Hal itu juga pernah diakui oleh sir Alex Ferguson, pelatihnya semasa di MU, bahwa Bec sering meminta jam tambahan latihan untuk melatih tendangannya (simak juga cerita tentang Sir Alex di sini Sir Alex yang unik). Maka tak heran jika tendanganBbec begitu fenomenal seperti sekarang ini. Gejala OCD Beckham ternyata juga menjangkiti kehidupan di luar lapangan hijau sehingga membuat Victoria istri Bec kadang pusing karena kelakuan suaminya itu. Penyanyi jebolan Spice Girl itu mengatakan "Semuanya harus sesuai di rumah. Jika ada tiga kaleng Diet Pepsi, dia akan membuang salah satu, karena itu tidak merata. " lucu bukan?

Selain itu Bec sering melakukan sesuatu yang kadang orang umum menganggapnya tidak penting, konyol dan mengada-ada. Seperti beberapa pengakuannya: "Aku akan menaruh kaleng Pepsi di lemari es dan jika ada satu terlalu banyak maka saya akan memasukkannya ke dalam lemari lain di suatu tempat.

"Aku punya masalah itu. Aku akan pergi ke kamar hotel. Sebelum aku bisa santai, aku harus memindahkan semua selebaran dan semua buku lalu menempatkannya dalam laci. Semuanya harus sempurna. "

Ketika ditanya apakah ia telah mencoba untuk melepaskan diri dari kondisi, yang mempengaruhi dua persen dari populasi dunia ini , dia menjawab: "Saya ingin. Saya sudah mencoba dan saya tidak bisa berhenti. "

Beckham dikabarkan menghabiskan banyak jam untuk sekadar meluruskan perabotan rumahnya. Ia ternyata selalu membeli persis 20 paket mie Instan dengan harga yang sama yaitu 49 sen perbungkus. Kenapa selalu 20? Karena selain nomor kostumnya, 7 dan 23, tak ada lagi angka ganjil yang ia suka. Pernah suatu saat dia mengajukan komplain kepada pengelola kamar ganti club untuk masalah sepele. Dia tidak sreg, dengan jumlah cermin yang ada disana, mengapa hanya ada tiga? mestinya empat.

Beckham gemar kesimetrisan. Dia gemar menata ulang dekorasi hotel yang akan ditempati. Memindahkan kursi dan meja dari posisi sebelumnya. Di rumahnya, dia selalu menyusun baju berdasarkan warna, bahkan Beckham pun selalu menggunakan pakaian berwarna putih jika sedang dirumah. Mau tahu kenapa ? Dia ingin serasi dengan warna rumahnya yang bercat terang. Victoria pernah bertutur "Di rumah, kami punya tiga kulkas. Satu untuk salad, satu untuk minuman, dan satu lagi untuk makanan. Dan, segala sesuatu didalam kulkas disusun berjajar simetris."

Pada setiap pertandingan ia selalu memakai sepasang sepatu bola berbeda. Jadi selalu ada sepatu baru saat ia bertanding. Artinya selalu ada satu sepatu yang ia buang. Tak berhenti di situ. Kaos kaki yang dipakai harus sewarna dengan sepatunya. Wew....

Itulah Becham dari sisi yang masih jarang di ketahui orang. Terlepas kemampuannya ada dorongan dari gannguan mentalnya, nyatanya Beckham telah mampu me-manage kelemahannya menjadi kelebihannya. ‘Sakit’ yang ia derita nyatanya tak membuat dia putus harapan. Penyakitnya malah berbanding lurus dengan prestasinya.

Ia pantas di jadikan contoh pada siapa orang, baik itu atlet maupun non. Bukan berarti kita harus terkena OCD dulu lo ya.... Tapi banyak hal yang bisa kita petik dari kisah David Beckham di atas, bahwa kesuksesan itu berasal dari kerja keras. Kalau perlu berusaha lebih dari orang lain, Pantang menyerah dan gigih mendapatkan sesuatu yang dianggap benar. 

Sayang kita tak akan lagi menyaksikan aksi-aksinya di lapangan hijau. Karena per tanggal 17 Mei 2013 kemarin, ia menyatakan pensiun jadi pemain bola profesional setelah ia mengantarkan PSG, klub terakhirnya menutup musim dengan kemenangan dan Titel Juara liga Prancis.

Selamat jalan Bec....

bumi mahapatih, 190513