Adu,Ilham dan Aziz. sang superhero cilik |
Orang jahat ada di mana-mana, demikian juga orang baik. Hanya saja, orang baik yang berani melawan orang jahat itu yang jarang. Apalagi orang-orang itu adalah “bocah-bocah” yang masih berumur segede kencur.
Mereka adalah Ilham Maulana(13), Abdurrahman Assegaf(13) dan Abdul Aziz(15). Tiga bocah baik yang jarang ditemui era sekarang. Ilham dan Aziz duduk di kelas 7 dan 9 di MTs Fathan Mubina (Sekolah Islam setingkat SLTP), sedangkan Abdurahman siswa di SMPN 3 Ciawi.
Suatu hari Pada Senin 20 Mei 2013, Mereka berencana dolan untuk melepas penat setelah seharian sekolah. Siang itu jam dinding menunjuk di angka 1, matahari tak begitu terik karena mereka lewat di sebuah perkebunan yang begitu rimbun akan pepohonan.
Ketiga remaja itu berboncengan satu motor. Adu (panggilan abdurahman) mengemudikan motor, sementara Aziz dan Ilham duduk di bangku belakang. Mereka hendak ke atas bukit di sebuah perkebunan di Tapos, Ciawi, Kabupaten Bogor, Tempat yang sering mereka singgahi untuk sekedar bercengkrama.
Di tengah perjalanan Tiba-tiba terdengarlah suara teriakan minta tolong. Mereka heran, di area perkebunan yang sepi semacam ini kok ada orang berteriak-teriak. Suaranya seperti seorang perempuan lagi.
Tanpa pikir panjang, Adu siswa MTS dan SMPN 3 Ciawi itu langsung memberhentikan motor dan parkir di pinggir jalan. Suara itu terdengar lagi, seperti nya dari arah bawah tebing. Akhirnya mereka putuskan turun ke arah tebing curam untuk memastikan sumber suara.
Dan apa yang mereka lihat saat itu sungguh memiriskan mata. Ada seseorang laki-laki muda berwajah seram dan bertubuh besar sedang menindih seorang perempuan yang terlihat sangat ketakutan. "Ternyata ada laki-laki yang lagi nindihin perempuan. Mukanya kayak jagoan, seram, badannya gede juga. " kata Adu, sapaan akrab Abdurrahman, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (22/5/2013).
TKP, sebuah perkebunan yang sepi |
"Saya lihat kepalanya dijedotin ke tanah, di perutnya sudah ada darah, dan masih berpakaian. Korbannya berkerudung.” Tambah Adu.
Karena kepergok, pelaku yang belakangan diketahui bernama Asep Hermawan itu terkejut dan panik.
Dia sadar bahwa ketiga remaja itu adalah warga kampung setempat. Kalau saja ia melawan, bisa saja ketiga remaja itu meminta tolong ke warga sekitar. Kalau sudah melibatkan warga, urusan akan semakin panjang. Dia bisa dimassa.
Karena itu Asep berlagak seperti koruptor dan lawyer, ia berusaha melobi ketiga bocah itu dengan menyogok dengan sebungkus rokok.
"Akhirnya dia nyogok sambil bilang, 'udah nih ada rokok'. Lalu saya bilang sory Aa’ (kakak lelaki-red), saya masih mampu beli kali kalau rokok sebungkus doang," cerita Adu.
Namun kadung geram dengan tingkah bejat pemerkosa itu. Ketiganya tidak mengindahkan sogokan dari Asep yang ternyata seorang tukang ojek itu. “Sempat diajak damai, saya tidak ada urusan dengan dia (pelaku), tidak kenal dengan dia (pelaku) tapi ini kampung saya, kok dipakai zina," kata Aziz.
Mereka lalu mengeroyok Asep, perlu di ketahui asep juga belum tua-tua amat. Masih berumur 16 tahun. Karena perkelahian tidak seimbang, ketiga pahlawan cilik, berhasil meringkus lelaki bejat itu lalu menggelandangnya ke pos keamanan yang tak terlalu jauh dari tempat itu.
Tak beberapa lama wargapun datang. Sang tukang ojek cabul itupun di bawa ke pihak berwajib untuk memepertanggungjawabkan kebejatannya.
Aksi Heroik ketiga sahabat ini pun bak cerita super hero langsung menggaung kemana-mana, berita koran, majalah, TV dan berita Online segera merebakkan kabar keberanian ketiga sahabat ini. Mereka segera mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Bahkan SBY-pun menyempat-nyempatkan diri untuk mengomentari aksi heroik pahlawan cilik ini.
"Kita tergugah 3 siswa SMP di Bogor yang mengagalkan upaya pemerkosaan. Keberanian mereka menginspirasi kita untuk peduli mencegah kejahatan," kata Presiden SBY melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Kamis (23/05) malam. (Untuk tips agar mencegah dari kejahatan pemerkosaan silahkan disimak tips-terhindar-perkosaan-kejahatan
Tak berhenti di situ Apresiasi pun datang dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebagai komisi yang membidangi advokasi anak-anak di bawah umur. Kabarnya KPAI telah memberikan beasiswa sekolah untuk ketiga anak tersebut. Selain itu KPAI juga memberikan uang sebesar 1 juta dan sebuah laptop. Kabarnya, ibu gubernur Jawa Barat dan Bupati Bogorpun akan memberikan perhargaan khusus untuk mereka.
Walaupun begitu mereka mengaku, perbuatan mereka murni menolong tak ada tendensi dan tujuan tertentu dari mereka. Seperti pengakuan Adu berikut, "Kita senang aja, tapi kita melakukan itu ikhlas, tidak menyangka seperti ini," jawab siswa kelas VIII SMP 3 Ciawi ini. Namanya pahlawan sejati akan makin merunduk ketika semua orang memujinya.
Setelah di tanya apa yang akan dilakukan dengan hadiah itu? Dia menjawab “Ya, buat orangtua, buat bantu-bantu saja,” kata Adu yang orangtuanya berdagang sarung dan wewangian dari Arab Saudi itu.
Bumi mahapatih, 24,0513
0 komentar :
Post a Comment
Please Comment Bellow, As:
@ Appreciation-Support
@ Criticism-Answers
@ Blog Walking- No Spam
Thank....